LELAKI YANG LAHIR DARI RAHIM PUISI
“Itu bukan ulahku!”
katamu pada tuah aksara di atas kanvas lusuh
lelaki itu menarik wajahnya,
pada sehelai kabut yang menggantung
di labirin senja di atas selaksa luka
air matanya melukis sajak,
seketsa puisi bermuara irama pilu
melepas rindu pada jejak,
dari rahim puisi lelaki itu lahir
menginjak tanah merah
di beranda jiwa berinai hujan
sendiri adalah berdua,
bersama sepi,
bersama sunyi,
bersama pecah malam di ceruk fajar
“lelakiku tak laku!” katamu
pada riak gerimis bertangkai petir
di ujung runcing merah senja
di kolam air mata pengantar lara
lelaki itu,
lahir dari rahim sebait puisi!
Madura, 25 November 2021.
DERAI MIMPI RINDU PELANGI
tabuh senarai rindu,
rerimbun bulan gelora aroma senja
tepian rona cakrawala,
tasbih riuh kelopak purnama
alismu binar,
sekerat rembulan berbaring
menaut kelopak kembang kasturi
aroma kelindan liris puisi cinta
di bibir delima,
: rekah sekuntum lagu riak pujangga
di dekap palung hati,
: degup pinta mimpi teratai purba
di kelopak gelombang rindu
: setangkai senyum warna surga
bersuluh dianmu,
liuk cahaya seikat anjangsana
kanvas celoteh gurindam
aura ketipung sebait pancasona
diamku memercik luka,
beranda hati, pecah retak mentari
menunggu siluet sayap senyum
mendulang cahaya serabut kata-kata
rintih nurani tasbih berzikir,
pahatan nama baluri jiwa
pekat tafakur cinta,
munajat ilalang menembus langit
bersama alis kerismu,
aku terbakar di ujung waktu
rindu… rindu… rindu!
cinta… cinta… cinta!
kabut mahligai,
senarai rimbun setangkai kembang!
Madura, 14 Agustus 2018.