Melawan Stigma Islam sebagai “Agama Perang”

27 views

Fakta bahwa masih ada paham ekstrem di wajah Islam Indonesia tidak bisa dielakkan. Fenomena bom bunuh diri yang bahkan masih sempat terjadi pada tahun ini adalah bukti bahwa Indonesia belum merdeka dari ancaman paham ekstrem, baik ancaman berupa pengaruh maupun menjadi korban nyawa.

Ihwal bom bunuh diri tidak lain berangkat dari opini yang dibangun di atas fondasi egoisme ortodoks; bahwa mereka yang berbeda keyakinan halal darahnya dan sebagainya.

Advertisements

Opini demikian salah satunya berangkat dari salah paham terhadap teks-teks keagamaan yang secara tekstual cenderung keras, khususnya terkait jihad. Namun, di satu sisi, demikianlah realitas manusia. Ia memiliki ciri khas plural yang memang rentan memunculkan konflik. Jadi wajar saja jika harus ada fenomena demikian, namun membuat sakit hati jika hal demikian mengatas-namakan Islam. Hal demikianlah yang membuat stigma “agama perang” kepada Islam.

Dalam tulisan ini kami hendak menawarkan suatu alternatif yang berangkat dari prediksi penulis pribadi; bahwa alih-alih Islam merupakan agama perang, ia justru payung satu-satunya yang dapat menaungi semua perbedaan.

Sebelum itu, kami membahas terkait adanya perang untuk menolak praduga bagaimana Islam dapat merangkul perbedaan sementara ia sendiri memiliki mata kejam terhadap mereka yang berbeda. Secara khusus kami hendak membahas pendapat ulama terkait sebab diwajibkannya (illat) memerangi non-muslim.

Perang Menurut Jumhur

Kalangan mayoritas tegas bahwa jihad ofensif itu disyariatkan karena adanya api permusuhan yang memang sengaja disulut oleh kelompok non-muslim.

Ada empat ayat yang mendukung opini demikian. Dalil pertama adalah surah Al-Baqarah ayat 190:

وَقَاتِلُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ الَّذِيْنَ يُقَاتِلُوْنَكُمْ وَلَا تَعْتَدُوْاۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِيْنَ

Artinya: perangilah oleh kalian di jalan Allah akan orang-orang yang memerangi kalian dan janganlah kalian melampaui batas, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.

Ibnu Taimiyah dalam kitab Qa’idah Mukhtasharah menjelaskan bahwa ayat di atas menunjukkan adanya perintah perang yang dikaitkan dengan serangan. Ia tegas bahwa serangan kepada Muslim adalah alasan diperintahnya perang.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan