Saat ini banyak sekali metode belajar mengaji yang diterapkan di berbagai TPQ maupun Marasah Diniyah. Pengurus Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif Nahdlatul Ulama (NU) Jember, misalnya, ikut berkontribusi menyusun metode mengaji yang dinamakan dengan ‘Allimna. Allimna bisa menjadi metode alternatif belajar mengaji yang selama cukup populer, Iqra.
Lahirnya metode baru ini dilatarbelakangi kebutuhan akan belajar mengaji Al-Quran secara cepat dan tepat bagi kalangan anak-anak sekolah. Seperti diketahui, anak-anak usia sekolah dasar saat ini sangat padat. Jika ditambah dengan berbagai kegiatan di luar sekolah, anak akan lekas bosan dengan metobe belajar mengaji yang monoton. Kehadiran metode mengaji ‘Allimna ini diharapkan bisa menjadi solusinya.
Dibandingkan dengan metode Iqra, misalnya, ‘Allimna dianggap lebih efisien, lebih praktis, dan lebih menyenangkan lantaran pengenalan bacaan Al-Quran yang dimulai dengan huruf demi huruf, kata demi kata, sampai pada kalimat demi kalimat disusun sedemikian rupa menjadi lagu berirama sehingga menyenangkan dan mudah diingat.
Madrasah Diniyah Miftahul Ulum yang berlokasi di Senduro, Jawa Timur, merupakan salah satu lembaga pendidikan yang menerapkan metode ‘Allimna di mana sebelumnya menggunakan Iqra sebagai panduan belajar mengaji anak santrinya.
Latar belakang penggunaan metode ‘Allimna di MADIN Miftahul Ulum ini, di samping lembaga ini di bawah naungan NU, juga untuk mengapresiasi karya orisinil pengurus NU. Digunakannya metode ini menjadi bagian dari perubahan metode belajar mengaji dari Iqra ke ‘Allimna. Dengan perubahan ini, pembelajaran mengaji menjadi lebih efektif dan anak-anak santri dinilai lebih cepat behasil membaca Al-Quran dengan benar dan fasih sesuai dengan kaidah hukum baca tajwid yang terdapat di setiap kata maupun kalimat contohnya.
Di MADIN Miftahul Ulum, penggunaan metode ‘Allimna sudah berlangsung sejak empat tahun yang lalu. Persamaan sederhananya dengan metode lain seperti Iqra yaitu terletak pada materi ajarnya yang terbagi menjadi enam tingkat, dari yang mudah seperti pengenalan huruf demi huruf, kemudian penggabungan menjadi kata demi kata dengan memperkuat dalam segi makharijul huruf dan memperkenalkan hukum bacaan tajwid, sampai pada tingkat akhir yaitu mengaji dengan susunan kalimat contoh yang panjang dari ayat-ayat Al-Quran.
Berbeda dengan Iqra, penggunaan irama lagu sebagai contoh-contoh dalam metode ‘Allimna membuat suasana belajar mengaji menjadi sangat menyenangkan dan bisa menjadi “mood booster” tersendiri bagi anak-anak. Namun, bagi yang sudah terbiasa dengan Iqra, perlu waktu untuk menyesuaikan diri. Namun, bagi anak santri yang dari awal sudah menggunakan ‘Allimna, akan langsung merasa cocok dan mengalami progres belajar yang sangat cepat.
Keefektifan peralihan metode Iqra ke ‘Allimna di MADIN Miftahul Ulum bisa dibuktikan dengan tingkat kelulusan anak santri di setiap pengujung semester yang tinggi. Proses kelulusan mengaji metode ‘Allimna diuji langsung oleh ustaz yang langsung memutuskan bahwa anak tersebut telah benar-benar dapat mengaji secara fasih sesuai dengan makhorijul huruf dan hukum tajwid.
Dengan demikian, Allimna perlu dicoba sebagai metode alternatif belajar mengaji Al-Quran secara cepat dan tepat untuk mendorong anak-anak santri lebih cepat menguasai bacaan Al-Quran.