Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin pesat dan cepat, banyak pondok pesantren yang sudah mengubah sistem pendidikan dari tradisional ke sistem digitalisasi. Pondok pesantren memang harus bisa menyesuaikan dengan kondisi zaman dan kebutuhan para santrinya.
Salah satunya adalah Pondok Pesantren Daar el-Qolam Tangerang, Banten, yang sekarang telah berkembang pesat menjadi pondok pesantren esantren modern. Semula, pondok ini hanya mempunyai 22 santri, tapi sekarang jumlah santrinya sudah ribuan orang.

Pesatnya perkembangan pesantren ini karena pendirinya dan pengelolaanya telah menerapkan sistem pendidikan yang baik, salah satunya dengan penerapan digitalisasi.
Pondok Pesantren Daar el-Qolam didirikan pada 20 Januari 1968 M/27 Ramadhan 1318 H oleh KH Ahmad Rifa’i Arief yang merupakan alumnus Pondok Modern Gontor Ponorogo, Jawa Timur, tahun 1966. Berbekal pemberian sebuah dapur tua dari Hj Pengki, Kiai Ahmad Rifa’i Arief mulai merintis cita-cita tentang sebuah lembaga pendidikan Islam modern untuk turut serta memajukan anak bangsa.
Seiring dengan berjalannya waktu setelah Kiai Rifai wafat, pengelolaan pesantresn dilanjutkan oleh anak-anak dan adik-adiknya. Dan sekarang telah menghasilkan empat institusi pendidikan, yakni Daar el-Qolam 1, 2, 3, dan 4.
Daar el-Qolam terus berupaya membangun sistem yang kuat, sistem yang responsif terhadap dinamika dan perkembangan isu-isu pendidikan. Seperti pesan pendiri pesantren ini, ”Daar el-Qolam tidak boleh terkenal karena kiainya, Daar el-Qolam harus terkenal dengan sistem yang ada di dalamnya.”
Seiring dengan perkembangan pendidikan dan sistem yang terjadi, Daar el-Qolam sudah menerapkan digitalisasi dalam segala pengelolaan yang ada di dalam pondok. Untuk memudahkan dan memenuhi kebutuhan para santrinya.
Layanan berbasis pemanfaatan sistem digitalisasi meliputi layanan akademik berupa elearning, seperti jadwal pelajaran, informasi hasil pembelajaran, informasi santri baru, dan classroom yang berguna saat pandemi covid kemarin. Layanan lainnya seperti layanan informasi pendaftaran, layanan pembayaran dan sebagainya.
Populer
- Keracunan Massal MBG, Pondok Cipasung Protes Keras
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menyebabkan keracunan massal di ber...
- Pangan, Petani, dan Krisis Agraria yang Tak Kunjung Usai
Hari Tani Nasional, yang diperingati setiap tanggal 24 September, selalu me...
- Politik Perut dan Tragedi Makan Bergizi Gratis
Ada satu adagium klasik dalam filsafat Yunani yang sering terlupakan oleh p...
- Catatan Kecil terhadap “Quo Vadis Hafalan Al-Quran”
Tulisan ini lahir karena sebuah artikel yang dimuat di laman www.duniasantr...
- Surat Ketujuh: Kepada Umbu Landu Paranggi (10 Agustus 1943-6 April 2021)
Umbu, surat ini saya tulis bukan karena saya ingin mengenang Persada Studi...
Trending
- MBG vs Menu Makanan Pesantren
Kasus keracunan massal dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) membuat ban...
- Dari Diskusi Buku Kritik Sastra Poskolonial
Teori kritik sastra poskolonial, ekokritik, dan gastrokritik dianggap sebag...