Nurul Jadid, Pesantren Terbaik Penanganan Covid-19

26 views

Dinilai gigih dan masif dalam pengendalian dan meminilisasi penyebaran Covid-19, Pondok Pesantren Nurul Jadid di Paiton, Probolinggo, Jawa Timur, memperoleh penghargaan “Pesantren Terbaik Penanganan Covid-19” dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Penobatan dan penghargaan Nurul Jadid sebagai Pesantren Terbaik Penanganan Covid-19 dilaksanakan secara daring pada Kamis (7/1/2021) lalu. Penghargaan disampaikan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj. Penganugerahan ini juga diikuti Ketua Satgas NU Peduli Covid-19 dr M Makky Zamzami, Bupati Probolinggo Puput Tantriana Sari, Kepala Pesantren Nurul Jadid KH Abdul Hamid Wahid, dan Pengasuh Pesantren Nurul Jadid KH Moh Zuhri Zaini.

Advertisements

“Nurul Jadid yang paling masif, paling gigih membangun gugus tugas dan berhasil andil mengendalikan, meminimalisasi tersebarnya Covid-19 ini,” demikian kata KH Said Aqil Siroj dalam sambutannya.

Karena itu, Kiai Said berpesan agar pesantren lain dapat mencontoh Nurul Jadid dalam penanganan dan pengendalian penyebaran Covid-19. “Mari kita sosialisasikan bahwa Covid-19 ada. Bahaya. Bukan omong kosong. Saya menyayangkan yang masih menganggap Covid-19 tidak ada,” katanya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Satuan Tugas Covid-19 PBNU dr Makki Zamzami menjelaskan kriteria penilaian sehingga Pesantren Nurul Jadid ditetapkan sebagai Pesantren Terbaik Penanganan Covid-19 versi PBNU.

Menurutnya, ada enam kriteria yang dinilai, yakni memiliki satgas, melakukan upaya pencegahan, mitigasi maksimal, perubahan perilaku, kemandirian, dan dampak positif untuk pesantren dan masyarakat sekitar.

“Banyak pesantren calon nominator cukup baik dalam penanganan Covid-19. Dalam penghitungan poin, Pesantren Nurul Jadid menjadi nominator dengan angka tertinggi,” ujar dr Makki Zamzami.

Dijelaskan dr Makki Zamzami, pesantren-pesantren lainnya juga dapat membantu menangani Covid-19 di pesantren dan masyarakat sekitar. Sebab, menurutnya, pesantren merupakan cerminan kesehatan masyarakat. Para santri menjadi agen yang mendorong perubahan kesehatan masyarakat.

“Harapan kami kita bisa terlepas dari pandemi ini. Ini harapan jangka panjang bahwa pesantren ke depan akan menjadi pesantren sehat, santri kuat, Indonesia maslahat,” katanya.

Ketua Pondok Pesantren Nurul Jadid KH Abdul Hamid Wahid, menjelaskan, keberhasilan ini merupakan hasil dari kekompakan seluruh pihak yang bekerja sama dengan baik, mulai dari santri, wali santri, guru, dan masyarakat. Satgas Cobid-19 Nuurl Jadid dibentuk sejak medio Maret 2020, bersamaan waktunya dengan pengumuman masa darurat dari pemerintah.

Kiai Hamid menegaskan akan terus berkontribusi dan akan terus belajar mengingat prediksi selesai Covid-19 masih belum tentu, bahkan hingga dua tahun. “Kita akan terus merencanakan dan menata sampai tuntas,” ujarnya.

Pondok Pesantren Nurul Jadid pada 1948 oleh KH Zaini Mun’im. Saat ini, Nurul Jadid salah satu pondok pesantren terbesar di Jawa Timur dengan jumlah santri mencapai ribuan. Lembaga pendidikannya lengkap, mulai tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Pendidikan di Nurul Jadid juga dilengkapi dengan Lembaga Pengembangan Bahasa Asing (LPBA), Pusat Pendidikan Ilmu Al-Quran (LPPIQ), Lembaga Kajian Kitab Kuning (LKKK), Lembaga Bahtsul Matsail (LBM), Lajnah Falakiyah, dan Lembaga Kajian Konservasi Lingkungan Hidup.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan