Pesan Gus Yusron pada Wisudawan Al-Hikam

70 views

Ilmu yang diperoleh selama belajar akan banyak bermanfaat jika dirawat melalui jalan ibadah.

Itulah pesan mendalam KH Muhammad Yusron Shidqi, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam Depok dalam wisuda santri yang berlangsung Ahad (15/9/2024) lalu di Kukusan, Depok, Jawa Barat.

Advertisements

Acara wisuda berlangsung di masjid Al-Hikam Depok. Diikuti sebanyak dua wisudawan putra dan delapan wisudawan putri, serta 17 santri putra dan 14 santri putri baru.

Santri-santri tersebut, selain mondok di Pesma dan Pesmi, juga kuliah di berbagai universitas, seperti di Universitas Indonesia, Universitas Gunadarma, Univeritas Pancasila, dan perguran tinggi lainnya.

Dalam acara ini turut hadir mengisi orasi ilmiah Senior Construction Engineer Warih Setiawan, yang juga merupakan alumni Al-Hikam Malang, Kepala Pesma Ustaz Munawwar, Kepala Pesmi Ustazah Syifa Salma, Ketua Sekolah Tinggi Kulliyatul Qur’an Ustaz Subur Wijaya, serta tamu undangan lainnya

Gus Yusron, sapaan Pengasuh Pesantren Al-Hikam Depok, dalam sambutannya memang menekankan pentingnya menjaga ilmu yang telah didapatkan dan menjadikannya bermanfaat melalui ibadah yang konsisten.

“Ilmu ini telah kita tanam selama empat tahun, tapi kapan ilmu bisa memberikan manfaat? Yaitu selama kalian merawatnya dengan cahaya dan air ibadah,” ujar Gus Yusron kepada para wisudawan.

Ia juga menekankan bahwa wisuda bukanlah akhir, melainkan awal dari perjalanan hidup yang sebenarnya.

“Wisuda ini adalah awal perjalanan kalian. Selanjutnya, kalianlah yang akan merawat ibadah, menjaga kesehatan finansial, dan mengatur hidup sendiri,” tambahnya.

Menurut Gus Yusron, pertaruhan yang sesungguhnya akan dimulai ketika para santri menjadi alumni. Selama di pondok, mereka masih diawasi oleh para ustaz dan ustazah, namun setelah lulus, mereka harus mampu mengawasi diri sendiri.

“Ketika kalian menjadi alumni, saat pagi tidak ada lagi yang membangunkan anda untuk ngaji atau mengingatkan anda saat kalian salah. Kalian harus bertanggung jawab atas diri sendiri, karena sejatinya kelak kita akan menghadap Allah sendiri-sendiri,” jelasnya.

Lebih jauh, Gus Yusron memaparkan cita-cita pesantren dalam membentuk santri yang tidak hanya saleh secara ritual, tetapi juga dalam aspek-aspek lain seperti finansial, keluarga, hukum, dan politik.

“Pesantren ini berusaha mendidik santri untuk mencapai kesalehan ritual dalam ibadah, kesalehan finansial dalam muamalah, kesalehan keluarga dalam membangun keluarga sakinah, kesalehan hukum agar memahami regulasi negara, serta kesalehan politik sehingga dapat menerapkan nilai-nilai luhur tanpa terjebak dalam permainan politik,” tegasnya.

Di akhir pesannya, Gus Yusron mengingatkan pentingnya memadukan profesionalisme dan religiusitas dalam menjalani kehidupan di dunia kerja.

“Orang yang profesional tapi tidak religius akan terjebak dalam materialisme, di mana segala sesuatu diukur dengan materi tanpa nilai moral. Namun, menjadi religius tanpa profesionalisme justru akan menimbulkan konflik di mana-mana,” pungkasnya.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan