Pagelaran Piala Dunia 2022 di Qatar terasa istimewa dengan lolosnya Maroko ke babak semifinal. Tim yang berstatus sebagai kuda hitam itu, selain menumbangkan tim-tim besar seperti Spayol dan Portugal, juga membawa nilai Islami di Piala Dunia kali ini. Terlihat selebrasi-selebrasi yang ditampilkan berbentuk sujud syukur. Pun salah satu pemain Maroko; Achraf Hakimi, selalu meminta doa ibundanya tercinta sebelum melaksanakan pertandingan sepak bola.
Pesona yang dibawa Maroko membawa kegembiraan tersendiri bagi umat Islam dunia. Pasalnya, Maroko adalah negara Islam pertama yang mampu masuk ke babak semifinal Piala Dunia. Dengan lini pertahanan yang apik, penjaga gawang terbaik, serta lini penyerangan yang rapi, membuat Maroko tampil sebagai tim hebat dalam memainkan si kulit bundar.
Selain tampil menawan di gelaran Piala Dunia, ternyata Maroko juga mampu menghasilkan sufi-sufi ternama. Lihat saja pada sosok Imam Al-Jazuli, yang didaulat sebagai wali besar dengan karya Kitab Dalail Khairat. Kemudian ada Imam Al Busiri yang menulis Kitab Qasidah Burdah. Ada pula Syeikh Abul Hassan asy-Syadzili, pendiri Thariqat Syadziliyah lahir di daerah Syadzila, Maroko. Dan ada Syaikh Sidi Ahmed al-Badawi, seorang Wali Qutub pendiri Thariqah Al-Badawiyah. Kesemua ulama tersebut mengembangkan hakikat kesufian yang banyak dianut oleh umat Islam di seluruh dunia.
Keistimewaan Negara Maroko, juga dikenal dari julukannya sebagai bumi para wali. Disebut demikian karena dalam negara itu, setidaknya ada lebih dari 5000 makam suci waliyullah yang selalu ramai oleh penziarah. Biasanya para penziarah mengharapkan barakah dari keberadaan para wali di sana. Corak keislaman yang begitu kental, membuat Maroko sebagai negara Islam dengan historitas yang cemerlang.
Dilihat dari persebaran Islam, Maroko adalah negara yang menjadi cikal bakal lahirnya agama Islam di Spanyol. Saat itu Maroko berhasil menaklukan Andalusia dan membuat peradaban Islam di sana maju. Padahal, masa itu, Andalusia termasuk salah satu kerajaan yang kuat. Namun dengan strategi yang hebat, Thoriq bin Ziyad sebagai panglima perang Maroko, mampu membawa kemenangan untuk Islam. Dari sinilah perkembangan keislaman di Eropa juga mulai melebar.