POSE AYAH DI PONSELKU

40 views

PUSARA EMAK

__setelah angan bergulat di ruang doas emalam, sari kopimu menyeret tubuh menemui surga dan neraka. sepasang mata tertegun, sosok hitam pekat itu, yang itu! mereka memasang kunang-kunang di dada langit. “prak, dari tadi ternyata kau sudah di sini mak” dalam kefanaan

Advertisements

__dunia pekat. kami bertukar dan melangsungkan akad dengan tuhan. serpihan abjad-abjad gemuruh bak pecah. kerelaan cinta dan putih waktu senasib dan redum. dalam labirin sebagian kami, membasuh tanggal dengan genangan basah. sementara kita yang lain mempersunting sukma dengan bahasa yang asing terdengar. suaranya hendak memagari pasrah jadi buah. acap-acap emak pernah ungkap. hampir seluruh manusia menyesal karena kehilangan tuhan. yang selalu ada. dijaga, dicintai. maka dari permukaan tanah yang berkah mesti kita kembali; sosok hitam itu seraya tersenyum menatap “kita cuma titipan dari buku-buku yang ditulis kuasa?”

ayah, aku takut. bibi, denting lumat ibu tak kuingat lagi, lupa aku merekamnya sesaat mendongeng nabi ayyub. titipan ini, hanya aku bertanya pada hari dan kecemasan waktu.

“apa arti merelai sisa ketiadaan” 

Montorna, 2024.

NARIYAH 

sebelum terlambat
mereka menabung
janji-janji pada setumpuk biji emas
“nyaris mulutku tak beraturan”

mereka yang lain sibuk
mengemas buah-buah
yang ditebang
musuh utama mendekap

“kalau habis se ladang malam ini aku ingin tidak mengenal yang lain Tuhan”

2024.

UMAT MUHAMMAD 

saat tak kau lagi bisa merindu, kawan
di setiap alunan yang tersiar pecah
kami gerilya melalap gulita Ya Muhammad.
hampir saja kami tak sanggup menanggung derit itu
kalau tidak
ajarkan kami berbakti
menahan ambigu
derasnya Cahaya Ya Muhammad.

gemetar hati

Halaman: 1 2 Show All

Tinggalkan Balasan