PUISI HARI SANTRI
terkepal tangan menggenggam
bambu runcing, melawan lara
penjajah di negeri tercinta
mengikuti jejak para pahlawan
rintik hujan, mengguyur ketabahan
: meniti pada ingatan-ingatan doa
hari ini kita tersapu angin waktu
mata alis jejak mencoreng kisah
debu tanah, nan kita penuh darah
2021.
22 OKTOBER DI SIDOARJO
di sidoarjo, angin mengajak
sembilan jam meramu tawa kita
seperti langkah jauh temaram
putih sorban terikat di kepala
selawat langit menembus tawa hingga: mendung hari menemani
berjuta-juta daun menyapa langit
kita pergi meninggalkan halaman
memilih jauh lorong-lorong jumpa
22 oktober di Sidoarjo, lamun hari menjadikan hikayat dalam
puisi, mengumpamakan silau diksi
para guru dan para kiai pergi
menembus dua juta jarak lamun tempuh, menata siluet cerita
2021.
SANTRI
buku-buku kaujadikan teman
kitab di tangan, menyapa mata
ikhlas dalam rupa-rupa kata
kau saksikan lamunan puspawarna
semerbak bunga-bunga di pesantren
kau nikahi segudang ilmu intuisi
sesaat ia pasrahkan jejak langkah
memikul janji hitam pada malam yang meniup jalan suci bak puisi
2021.
MURID
pagi masih menyembah matahari
daun teguh berselimut waktu
kau, berdandan hendak beranjak
kau hiasi seragam putih suci,
di musala pesantren, ikan di
mendengar suaranya selawat doa
hiruk-pikuk murid mencium kisah
meratap doa-doa khazanah kiai
kau: mengaji ketabahan puisi
2021.
SISWA
kusebut kau sebagai lelaki matahari yang meratap ujung ilmu musim berlagu, sejalan iga moksa
di sana kau melihat angin semadi
tanpa sedikit pun ia menjatuhkan daun-daun tanpa dosa dan derita
sajak-sajak mekar berbunga
tertawa, terdiam menumis kalam
beralun lagu suara lirih kiai
2021.
ilustrasi: docplayer.info
Terima kasih duniasantri.co