Ramadan Anak-anak Langgaran

40 views

Ini kisah tentang anak-anak langgaran tempo dulu dalam menjalani bulan suci Ramadan. Bersetting sekira akhir 1970-an. Tentu saja ini kisah tentang anak-anak langgaran di desa saya, ujung paling timur Pulau Jawa.

Disebut anak-anak langgaran, sebab mereka lebih banyak menghabiskan waktu di langgar atau musala dan masjid. Terlebih selama bulan Ramadan. Saat itu, selama Ramadan, sekolah memang libur sebulan penuh. Jadi, anak-anak yang bersekolah di Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah ini tak lagi direpotkan oleh urusan sekolah.

Advertisements

Langgar atau masjid telah menjadi “rumah kedua” bagi mereka. Di sanalah mereka tidur, bukan di kamar-kamar hangat berkasur empuk yang disediakan oleh para orang tua mereka.

Kisah mereka bisa kita mulai dari “keseriusan” persiapan mereka menyambut Ramadan. Seperti pasukan mempersiapkan peralatan tempur, begitulah mereka mempersiapkan segala peralatan tetabuhan untuk ronda. Nantinya, setiap malam selama Ramadan, mereka beronda, berkeliling desa dengan membunyikan bermacam tetabuhan untuk membangunkan orang-orang saat waktu sahur tiba.

Untuk zamannya, segala peralatan tetabuhan yang mereka bikin tergolong mewah. Mungkin ada kendang yang dibuat dari batang bambu agak besar. Atau kentungan yang juga terbuat dari batang bambu dengan ukuran agak kecil. Juga seruling. Yang lain? Banyak. Ada kecrekan yang dibuat dari seng bekas tutupnya botol minuman atau baterai. Ada juga tetabuhan dari bekas timba atau ember atau panci!

Saat segala peralatan tetabuhan itu selesai dibuat, berarti mereka telah siap menyambut Ramadan. Di setiap langgar atau masjid, biasanya ada belasan anak yang tergabung dalam “geng ronda” ini. Sehabis maghrib, mereka mulai berdatangan ke langgar-langgar, biasanya dengan menenteng rantang berisi bekal untuk sahur.

Seperti orang-orang pada umumnya, anak-anak langgaran ini, dengan beragam tingkahnya, mengikuti salat tarawih sampai selesai. Setelah itu, mereka juga mengikuti tadarusan bersama orang-orang dewasa. Tadarusan menjadi salah satu momen menggembirakan bagi mereka. Sebab, selama tadarusan itulah biasanya berdatangan beragam takjil —penganan yang kadang jarang ditemui di rumah sendiri.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan