Ribuan Santri Miftahul Huda Tasik Kembali ke Pondok

14 views

Sekitar 4.500 santri Pondok Pesantren Miftahul Huda Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, mulai kembali ke pondok. Sejak Kamis (25/6/2020) kemarin, gelombang pertama kedatangan santri ke pondok sudah dimulai, dan akan terus berlangsung hingga Minggu (5/7/2020) depan. Pada tahap pertama, pengurus pondok menetapkan, yang boleh kembali ke pondok adalah santri dari zona Priangan Timur, yakni Tasikmalaya, Garut, Ciamis, Kota Banjar, dan Pangandaran.

Kemudian, pada tahap kedua, pada akhir Juni dan awal Juli ini, giliran santri dari luar daerah seperti zona Bandung Raya yang dijadwal kembali ke pondok. Zona Bandung Raya ini meliputi Kabupaten Bandung, Kota dan Kabupaten Bogor, Bekasi, dan DKI Jakarta.

Advertisements

Sementara itu, pada gelombang terakhir yang dijadwal pada 5 Juli 2020, giliran santri dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Jambi, Sulawesi, Sumatra, dan provinsi lainnya yang akan diterima pihak pondok. Dengan pengaturan demikian, diharapkan kembalinya santri ke pondok bisa memenuhi protokol kesehatan agar terhindar dari paparan Covid-19.

Berdasarkan pantauan sejak Kamis lalu, kedatangan tiap santri di pondok harus melalui pemeriksaan ketat sesuai protokol kesehatan. Misalnya, santri harus membawa surat keterangan sehat dari daerah asal mereka. Jika tidak membawa surat sehat, maka pengurus pesantren akan menolak dan mengembalikan santri tersebut ke daerah asalnya.

Selain itu, tiap santri yang datang dari zona merah langsung dikarantina di gedung khusus yang disiapkan oleh pesantren. Saat kembali ke pondok, santri juga dilarang menggunakan kendaraan umum. Bagi yang tidak mempunyai kendaraan pribadi, akan ada fasilitas kendaraan khusus yang dikoordinir oleh petugas dari masing-masing daerah, baik dari Jawa maupun luar Jawa.

Untuk bisa masuk lingkungan pondok, tiap santri yang baru datang harus melalui pemeriksaan secara ketat di pintu gerbang. Saat sudah berada di lingkungan pondok, menurut pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Huda Manonjaya KH Asep Maosul Afandy, santri harus tetap menaati protokol kesehatan, seperti jaga jarak, menggunakan masker, dan rutin cuci tangan. Bahkan pihak pesantren telah membuat masker sendiri khusus untuk santri. “Prosedur kesehatan perlu dilakukan. Bahkan sebagai bukti, pondok bikin masker sendiri sebagai antisipasi Covid-19,” kata Asep kepada wartawan.

Setelah para santri kembali ke pondok, sebelum dilakukan kegiatan belajar mengajar, akan dilakukan karantina selama 14 hari di gedung khusus. Selama menjalani isolasi, para santri juga akan diberikan berbagai kegiatan agama, seperti mengkaji al-Quran dan kitab kuning untuk menghilangkan rasa jenuh selama menjalani karantina. Setelah masa karantina usai, barulah kegiatan belajar mengajar dimulai.

Untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19, pihak pondok juga telah bekerja sama dengan puskesmas dan menyediakan dokter khusus dari pesantren. Hal tersebut dilakukan agar protokol kesehatan tidak dilanggar oleh para santri.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan