Jumlah santri yang terpapar virus Corona di Desa Kajen, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati, Jawa Tengah terus bertambah. Hingga Selasa (11/8/2020), sudah 35 santri yang dinyatakan positif terpapar Covid-19. Kajen pun dinyatakan sebagai kluster baru penyebaran Covid-19. Untuk mengendalikan penularannya, santri yang belum tertular dipulangkan dulu ke rumah masing-masing.
Penambahan jumlah santri yang positif Covid-19 itu diketahui pada Minggu (9/8/2020). Saat itu, ada penambahan 26 santri yang terdeteksi positif Covid-19 berdasarkan hasil tes swab. Ditambah dengan jumlah santri yang sebelumnya terpapar, maka total santri yang positif Covid-19 sudah mencapai 35 orang.
Puluhan santri yang terpapar Covid-19 tersebut, menurut keterangan Forum Komunikasi Pengasuh Pondok Pesantren Se-Kajen dan Sekitarnya (FKPPK), berasal dari satu pondok yang sama. Sementara, di Desa Kajen tercatat ada 64 pondok pesantren.
Menurut Ketua FKPPK KH Ulil Albab Muhibbi, pondok-pondok pesantren lainnya di Desa Kajen saat ini masih dalam keadaan kondusif. Hal tersebut lantaran jauh sebelum terjadi kasus positif Corona di salah satu pondok, pondok-pondok lainnya telah menerapkan protokol kesehatan ketat di bawah pengawasan FKPPK.
“Total ada 64 pondok pesantren di Kajen dan sekitarnya. Meski kemarin ada satu pondok yang kena Corona, yang lain tetap kondusif,” kata KH Ulil Albab Muhibbi kepada wartawan pada Senin (10/8/2020).
Terpisah, Ketua Majelis Ulama Indonesia Jawa Tengah KH Ahmad Darodji, mengatakan, pesantren-pesantren di Jateng sebenarnya sudah berupaya menerapkan potokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19. Namun, ia mengakui santri kesulitan menerapkan jaga jarak. Dia menjelaskan, pada mulanya kasus Covid-19 santri di Pati berasal dari luar pesatren. Begitu ada satu santri yang terpapar terus menular ke santri-santri lain.
Menyikapi adanya kluster baru penularan Covid-19 ini, Bupati Pati Haryanto, mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk dengan pihak pengurus pondok, untuk memulangkan dulu seluruh santri agar tidak tertular.
“Diputuskan bahwa santri yang negatif Covid-19 harus dipulangkan ke daerah asalnya masing-masing. Tujuannya agar pondok pesantren mereka betul-betul steril kembali,” katanya. Sementara itu, santri dari luar Jawa yang belum bisa pulang akan ditempatkan di lokasi steril di luar pondok hingga ada pihak keluarga yang menjemput.
Sementara itu, seluruh santri yang positif Covid-19 harus menjalani karantina di pondok tersebut, lantaran tempat karantina di Hotel Kencana di Pati masih penuh. Jika nanti yang di Hotel Kencana sudah ada yang sembuh, barulah santri positif Covid-19 tersebut akan dikarantina di hotel tersebut.
Haryanto juga meminta semua pihak, khususnya kalangan pendidikan, baik itu pengasuh pondok atau guru, santri atau pelajar, serta wali santri atau orang tua murid, untuk bijak menyikapi hal ini.
“Kami tahu anak-anak sudah bosan di rumah, orang tua pun mungkin bertambah pekerjaannya karena harus mendampingi putra-putrinya belajar secara daring. Namun, lelah dan rasa bosan itu tentu tak sebanding dengan risiko yang harus ditanggung bila putra-putri kita terpapar Covid-19. Sabarlah sejenak, demi masa depan anak-anak,” katanya.