PERMOHONAN
Aku mohon cinta pada luasnya nama-nama-Mu.

Di hadapan-Mu sungguh aku tak lebih seperti sebutir pasir diterjang ombak yang tanpa daya dan jika tanpa dayamu bukan apa-apa.
Aku mohon kesejukan pada luasnya nama-nama-Mu.
Di bawah terik modernisasi ada sisa dan tersisih empati yang menjadi payung hitam dari kecamuk roda peradaban.
Aku mohon kelembutan pada luasnya nama-nama-Mu.
Duh gusti… dzalika mata’ul-ḥayatid-dunya. Sungguh aku saksikan segala dengan mudahnya dieksploitasi dan dimanfaatkan demi perut dan kepentingan pribadi.
Aku mohon rahim rahmat-Mu untuk sempit hati kami untuk menampung sebagian kecil dari keluasan nama-nama-Mu.
Di hadapan-Mu aku si fakir yang berulang maaf dari hina dan bangsatnya diriku sendiri. Sejatinya aku cuma buih di hamparan kejernihan-Mu.
RIHLAH SEONGGOK KURSI
Siapa sangka seronok sekali ke sana
Menghabiskan sebagian hidup duduk dengan manis
Walau dengan ongkos mengorbankan kawan dan banyak cuan
Tak sedikit menjual harga diri dan citra yang dibuat-buat
Apakah begitu, tuan?
Setiap kali kau menuju ke sana
Kau bandrol harga dirimu sebagai tapak ke tujuan
Kau injak kepala-kepala kami untuk jadi jalannya
Kau peras apapun dari kami
Kau beli suara kami seperti jajanan chiki
Hingga kau sanggup kuasai semua,
Bisa melabeli apa yang kau mau
Menghalalkan dan membuat hukum
Atas segala kuasa dan semena
Jangan lupa tuan, kau bakal pulang!
SURGA YANG DIKUTUK
Sebuah kisah dari dongeng turun menurun manusia
Adalah karena hawa yang membujuk adam
Dengan ulahnya mereka alhasil dikutuk oleh tuhan
Diturunkan oleh langit, menyeruak belantara
Tuhan turut berdukacita atas kebangsatan ciptaannya
Umat manusia selalu ingat bagaimana cerita itu dibawakan
Oleh para pemuka dan menjadi pengingat akan surga
Pernah terjamah oleh tangan kita.
Di hati kami, dongeng itu pantulan atas keinginan dan ambisi
Egoisme yang melambangkan ketamakan, keserakahan, dan kejahatan.
Kami tak ingin sebelum menjemput akhirat,
sudah hangus oleh dunia kekuasaan yang tak berkesudahan
dilumat oleh diri sendiri; mengutuk surga kami sendiri.
Sumber ilustrasi: shiny.ane.