Syifaul Jinan, Kitab Tajwid Ramah Anak

316 views

Anak-anak merupakan masa di mana berbagai hal perlu ditanamkan dan dibiasakan. Laiknya pepatah, belajar di waktu kecil bagaikan melukis di atas batu. Belajar di waktu tua bagaikan melukis di atas air.

Makna yang terkandung dalam pepatah itu, masa kanak-kanak menjadi satu-satunya fase yang memiliki kualitas terbaik untuk memberikan pengetahuan dan menanamkannya. Golden age atau usia emas yang disandang oleh anak-anak menjadi kode untuk orang dewasa agar mengajarkan dan mendidik anak-anak sedini mungkin agar membekas dengan mudah.

Advertisements

Mungkin sebagian orang tidak mengenal KH Ahmad Muthahar bin Abdurrahman bin Qoshidil Haq, yang karyanya banyak dikenal oleh anak kecil di berbagai pesantren, madrasah diniyah, dan TPQ di seluruh Indonesia, khususnya Jawa. Salah satu karya monumentalnya adalah kitab Syifaul Jinan Fi Tarjamati Hidayatus Shibyan.

KH Ahmad Muthahar bin Abdurrahman bin Qoshidil Haq merupakan putra kelima KH Abdurrahmah. Kiai kelahiran tahun 1926 ini dikenal dan diteladani melalui keistikamahan dalam beribadah. Hal ini dapat dilihat dari semangat dan istikamahnya dalam mendidik.

semangat yang menjadi inspirasi santri dalam belajar, misalnya, KH Ahmad Muthahar tetap pergi ke masjid serta berkeliling mengecek kamar-kamar santri meskipun harus menggunakan kursi roda dan dengan bantuan dorongan dari santri.

Semasa hidup, KH Ahmad Muthahar dipercaya untuk mengampu pengajian santri serta menjadi imam salat wajib di masjid An Nur Pondok Pesantren Futuhiyyah, serta menjadi imam salat Jumat di masjid Jami Baitul Muttaqin, Kauman, Mranggen. Keistikamahannya bisa dikuatkan dengan santri sebagai saksinya. KH Ahmad Muthahar selalu shalat berjamaah kecuali ada udzur.

Keistikamahan dan kealiman KH Ahmad Muthahar tidak didapatkan secara instan. KH Ahmad Muthahar mendapat kesempatan berguru kepada Syekh Yasin bin Isa Al Fadani yang merupakan murid dari Syekh Sa’id Nabhan. Syekh Yasin merupakan ulama Mekkah yang berasal dari Padang, Sumatra Barat, yang memiliki gelar “Al Musnid Dunya” (ulama ahli sanad dunia) sebab keahliannya dalam meriwayatkan hadis.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan