Ramadan: Antara Spiritualitas dan Realitas Sosial

35 views

Ramadan adalah bulan yang membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari ibadah, sosial, hingga ekonomi. Ramadan juga menjadi momentum bagi umat Muslim untuk meningkatkan ketakwaan.

Sementara di sisi lain, Ramadan menciptakan fenomena sosial yang beragam. Dalam dinamika ini, muncul berbagai kontradiksi yang menunjukkan bagaimana Ramadan dipraktikkan di tengah masyarakat modern.

Advertisements

Dimensi Spiritual: Peningkatan Ibadah dan Kesadaran Religius

Ramadan sering disebut sebagai bulan peningkatan ibadah. Aktivitas keagamaan seperti puasa, salat tarawih, tadarus Al-Qur’an, dan sedekah meningkat signifikan. Masjid-masjid yang sebelumnya relatif sepi, menjadi lebih ramai. Kajian Islam dan ceramah keagamaan juga lebih sering diadakan, baik di dunia nyata maupun di media sosial.

Dari perspektif ini, Ramadan berhasil menjadi katalisator bagi umat Muslim untuk lebih mendekatkan diri kepada ajaran agama. Banyak orang yang berusaha mengubah kebiasaannya—misalnya, mulai membiasakan diri salat tepat waktu atau meninggalkan kebiasaan buruk seperti merokok dan berkata kasar.

Terbukti, masjid-masjid baik itu di perkotaan maupun di pedesaan telah diserbu oleh pemadat pahala, mereka berbondong-bondong untuk mengejar fardu dan sunnah.

Hal itu bisa dilihat dari seberapa banyaknya jamaah ketika nida’ tarawih dilantunkan. Ramadan berhasil memikat orang-orang Islam untuk melipat-gandakan pahala dengan cara terus beribadah dan menjauhi dosa.

Namun, tantangan terbesar adalah sejauh mana perubahan ini bertahan setelah Ramadan berakhir. Beberapa penelitian dan observasi sosial menunjukkan bahwa banyak kebiasaan baik yang dijalankan selama Ramadan cenderan bersifat temporer. Setelah Idulfitri, tingkat kehadiran di masjid kembali berkurang, dan kebiasaan lama sering kali kembali seperti semula.

Ramadan tak ubahnya sebagai pengawas akreditasi. Ketika pengujian akreditasi berlangsung, semuanya dipoles sedemikian rupa agar makin indah dan cantik. Meja-meja menjadi rapi dan suasana kegiatan belajar-mengajar berjalan kondusif.

Ketika pengawas telah berlalu, semuanya kembali ke setelan awal. Meja-meja berserakan, kondusifitas kegiatan belajar mengajar juga terganggu. Ramadan juga seperti itu. Hanya di beberapa kejadian saja, Ramadan berhasil membuat seseorang menjadi baik, sekalipun hanya sebulan.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan