Melalui buku Kitab Kuning, Pesantren, dan Tarekat karya Martin van Bruinessen, kita belajar bagaimana cara yang tepat melihat perkembangan Islam di Indonesia, terutama dalam melihat pesantren.

Buku yang terbit pertama kali pada 1995 ini merupakan salah satu karya paling berpengaruh dalam studi tentang Islam tradisional di Indonesia. Ditulis oleh seorang akademisi Belanda yang meneliti secara langsung ke berbagai pesantren di Nusantara, buku ini mampu memberikan gambaran utuh, tajam, sekaligus empatik tentang tiga pilar utama tradisi Islam lokal: kitab kuning, lembaga pesantren, dan jaringan tarekat.

Di tengah derasnya modernisasi dan digitalisasi, buku ini terasa semakin relevan. Ia menyadarkan kita bahwa warisan Islam Indonesia tidaklah lahir dari ruang kosong, tetapi tumbuh dari perpaduan antara teks klasik, budaya lokal, dan praktik keagamaan yang terus hidup.
Kitab kuning, misalnya, bukan hanya buku pelajaran kuno, melainkan fondasi dari tradisi keilmuan yang mendalam dan disiplin. Pesantren tidak sekadar tempat menimba ilmu agama, tetapi juga pusat pembentukan karakter dan pemikiran. Sementara tarekat, yang sering disalahpahami, justru menjadi ruang penyucian jiwa dan pengasahan akhlak.
