DI KAMAR PERSALINAN
Pantas saja Tuhan berkata
bagi mereka yang durhaka
Neraka

Sebab waktu itu, dari dalam goa
deras darah memaksa keluar. Bersumpah atas nama
kesakitan. Menggema di sekujur kaki hingga kepala
sedang kematian begitu nyata
di depan mata.
Lantas, surga?
Katamu
Tak pantas juga
Bagi mereka yang melupa
jeritan merdu seseorang
di kamar persalinan
Tulungagung, 2024.
KELAHIRAN
Maka ingatlah, nak
Bahwa ada dua orang yang siap sedia
Untukmu sepanjang waktu
Tak perlu sungkan, menangislah
agar semua jadi lebih mudah
meski dua orang itu hanya punya puisi
cinta, percayalah mereka tiada menyerah
sejak dihantam gelombang. Jadi terbiasa
karena segala kesedihan menjelma pelajaran
sedang kelahiran menjadi pembuka sebuah halaman.
Tulungagung, 2025.
1 BULAN
Sebenarnya aku belajar darimu
Misalnya, ketika lampu kamar padam
Jari-jari kecilmu tak pernah ragu
Meraba-raba kehidupan dalam kegelapan
Misalnya, ketika sekitar riuh-ramai
Berbincang dan tertawa lepas
Sepasang telinga dan mata itu tetap bekerja keras
Menyelami doa-doa dan mimpi-mimpi
Misalnya, ketika orang-orang diam membisu
Merenungi nasib dan khawatir dilalap dunia
Lengkung bibir dan lidah mungilmu
Justru merekah, menyembuhkan letih-lelah
Aku belajar
darimu, tidak semuanya
Akan tetapi
sepanjang waktu!
Tulungagung, 2025.
3 BULAN
Kebebasan dan
kemerdekaan itu apa, nak?
Kabarnya warna-warni pelangi
Selepas hujan dan badai
Berbagai bentuk gambar
di tembok kamar
Tangis tengah malamku
Ingin digendong dan dicium ibu
Suara bapak yang lirih