Terhitung sudah dua bulan lebih pondok pesantren di Indonesia vakum dari kegiatan belajar mengajar. Dimulai saat virus Corona mewabah di berbagai daerah di Indonesia, disusul kemudian pemerintah memberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), pondok-pondok pesantren diliburkan lebih awal. Sebelum Ramadhan 23 April 2020, jutaan santri sudah dipulangkan ke rumah masih-masing. Salah satu tujuannya untuk memutus penyebaran Covid-19.
Kini, sudah dua bulan pondok-pondok pesantren masih kosong, bertepatan dengan rencana pemerintah memberlakukan kebijakan baru yang disebut “New Normal”. Semestinya, bakda Lebaran seperti ini, memang musimnya santri kembali ke pondok. Namun, kapan masa libur santri berakhir masih belum pasti.
Nah, sembari menunggu rencana penerapan kebijakan pemerintah yang baru, para kiai di Jawa Timur melakukan diskusi untuk mengantisipasi pemberlakuan “New Normal”. Tentu saja, dalam kondisi pandemi yang mengharuskan kita menjaga jarak (physical distancing), diskusi yang melibatkan para kiai dan ulama pengasuh pondok pesantren ini dilakukan secara online atau daring.
Inisiator diskusi online para kiai adalah Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jawa Timur. Dipandu ketuanya, Prof Dr Mas’ud Said, diskusi online para kiai ini bertajuk Silaturahim dan Persiapan Pesantren dalam Menghadapi Era New Normal. Diskusi berlangsung pada Sabtu (30/5/2020).
Tercatat, para kiai yang terlibat dalam diskusi online antara lain KH Afifuddin Muhajir dan KHR A Azaim Ibrahimy dari Pondok Pesantren (PP) Salafiyah Syafiiyah Situbondo; KH M Nafi (PP Al Hikam Malang); Dr Maftuchin (Rektor IAIN Tulungagung); Dr KH A Fachrur Rozy (PP An Nur 1 Bululawang Malang); KH Abdul Hakim atau Gus Kikin (PP Tebuireng Jombang); KH A Hisyam Syafaat (PP Darussalam Blok Agung Banyuwangi); dan Prof Dr KH A Halim Soebahar (Ketua MUI Jatim, Cendikiawan Muslim Jember).
Selain itu, ikut pula KH Muchlish Muchsin (PP Al Anwar Bangkalan); Nyai Hj Mahfudhoh Ali Ubaid (PP Tambak Beras Jombang); KH Mutham Muchtar (PP An Nuqaiyyah Sumenep); KH Yazid Karimullah (PP Nurul Qarnain, Jember); Prof Dr M Mas’ud Said (Direktur Pascasarjana Unisma Malang); Prof Dr Fathoni (IAIN Tulungagung); M Mas’ud Adnan (Komisaris Utama Harian Bangsa dan bangsaonline.com); KH A Wahid Badrus (Pengurus NU Nganjuk); KH Husnul Chuluq (mantan Ketua PCNU Gresik); KH Ramadhon Sukardi (PP dan Yayasan Sosial Al Huda Kediri); H A Rifai (ISNU/ Rumah Sakit Tulungagung); KH Muflich Rifai (PP Ar Rifai 2); dan Gus H Achmad Barra (PP Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto).