KATA TAK BERTULANG

9 views

TELAT

Aku akan membawamu pergi, ke tanah-tanah di masa kecilku, di mana pasir putih berdesir di bawah kaki, dan langit biru bersama lautan berdentang luas seolah surga telah berpelatar di hamparan luas bumi.

Advertisements

Aku akan membawamu melangkah ke masa laluku, di mana kupungut kulit-kulit kerang, menjadi hiasan di dalam rumah serta nyanyian panjang dari perjuangan menepi badai di atas laut. Akan kuberi kau sedikit atau bahkan banyak berbagai jenis ikan berwarna-warni yang  tak akan kuingkari janjiku tiada mungkin kau temukan di pasar kota.

Aku akan membawamu ke pegunungan Salahutu yang diisi mata air suci jernih nan segar di bawah kepingan-kepingan harumnya mekar bunga cengkeh dan pala. Biar kau tahu selain hatimu yang dipenuhi kekayaan, bumiku di Timur pun menyimpan harta yang dicemburui dunia barat.

Akan kubawa kau ke penyulingan minyak Atsiri yang di sana tumbuh jiwa kami dan wewanginya menyembuhkan luka di tubuh serta kepala, kami hidup di sana, bertahan tanpa sedikit jua perhatian. Kami telah merangkai sepaket alam bersama jalan-jalan sunyi.

Akan kubawa kau di pertunjukan tarian-tarian kami, memegang salawaku dan ikut bergerak dalam senyum pun irama masyarakat. Biar kau tak hanya pergi berdemo di depan gedung wakil negara, di sana kau hanya temui sia-sia dari teriakanmu.

Akan kubawa kau mencicipi indah suci kerangka sempurna dari Ilahi, memperlihatkan jejeran sagu yang meneduhkan sisi-sisian sungai. Akan kau sadari, emas yang bertumpuk di bawah pasir muara itu sama berharganya dengan nyawa kami.

Tapi kasih, jika kau pergi hari ini, aku khawatir kau hanya menafsirkan kecewa. Karena hutan kami telah berbunyi mesin-mesin yang berbentang berhektare tapi tak sedikit juga berfungsi. Siapa tahu ketika kau menuju pantai, kau hanya melihat beton-beton beruap. Karang-karang sudah menjadi kapur, bergabung dengan semen bangunan tinggi.

Ah, kau telat. Aku tidak bisa membawamu.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan