PADA SEBUAH GAMBAR DI KAUS MAKMUM
Letih tubuh kusambung dalam iman
dan sujud digemari bayang bayang.
Dan di depanku gambar terpampang
menghalangi mata, dan aku kehilangan tuhan.
Gaduh rasanya aku memuja yang di atas
sembari kutuntut baris makmum itu.
Segala yang ada menjadi ingatan
sekali gempar runtuhlah alif semadiku.
pamekasan, 2024.
BULAN NYINGSIR DI UJUNG SAMUDRA
Jarum jam berdetak
memanggil-manggil waktu.
Dan separuh bulan
nyingsir di ujung samudra.
Mendekati ringkas subuh
seakan doa menyelimuti tubuh.
Menyangkal roh Kudus
ke senyap turunya malaikat.
Pamekasan, 2023.
PAGI DI PEMATANG SAWAH
Burung burung di surau itu
berzikir mengawali nyenyak pagi
ketika ia berjalan, daun & rumput basah
dari embun setajam cangkul.
Dan di masjid anak anak mengaji tuhan
suaranya khidmat dalam ingatan.
pamekasan, 2024.
HENING SUJUD
Di pondok
awan gegas sedepa kubah.
bintang gemintang tandas
di oncor langit.
Dan langkah bertawakal
ke garis pertengahan malam,
sedangkan waktu menghamba
pada suatu maut.
Dan sejadah lusuh
setiap ia bersujud.
tuhan, ini adalah saksi paling intim
setelah rindu terbakar cinta.
pamekasan, 2024.
MUNAJAT BULAN RAJAB
Aku serpihan malam
di relung batin yang sepi.
Seperti apa pun sujudku,
biarlah kehendak tuhan
yang membentuk
jalan nasibku.
“Aku bersaksi dalam doa
di hadapan-Mu kan abadi”
Cahaya hanya milik hening
bagi hambanya yang khusuk
memunajatkan diri
di bulan Rajab.
ya latif, ya latif, ya latif.
pamekasan, 2024.
NYALASE
di pengap semesta
aku bermuara jauh.
tawasulku dinanti
bagi leluhur yang gaib.
Al Fatihahku tak terbatas.
Yasin difitrah langsung.
Dan doa perkasa
pada dzat yang azali.
pamekasan, 2024.
DI CORONGAN ITU
Di corongan itu
suara merangsang diri.
Sebuah peringatan
terbang sebagai lambang.
Dan di dadanya
menancap bening iman.
Kalbu & jiwa berkelana.
Dengan panggilan
yang didoakan bahasa ilahi.
pamekasan, 2024.