Sekitar tiga tahun lalu, sebelum mondok di Pondok Pesantren Annuqayah Latee, Sumenep, Madura, saya sudah dikenalkan dengan seorang sosok sentral pengasuh pesantren tersebut, KH Ahmad Basyir Abdullah Sajjad. Tulisan ini akan sedikit bercerita tentang keistimewaan beliau.
Sesampainya di Latee, barulah saya mengetahui bahwa Kiai Basyir telah wafat. Sebelumnya, saya hanya sempat bertanya, “Siapa pengasuh di Latee?” Tentu saja jawabannya adalah, “Kiai Basyir.” Sayangnya, saya lupa menanyakan apakah beliau masih hidup atau sudah wafat.

Dari situ kemudian, saya mendengar banyak cerita sekaligus kisah karomah Kiai Basyir dari para santri senior. Salah satu yang membuat saya cukup terpukau adalah ketekunan dan keistikamahan beliau dalam melaksanakan salat berjamaah bersama para santri.
Beliau dikenal sebagai seorang kiai yang sangat menjaga salat berjamaah. Bahkan, ada salah satu dawuh beliau yang cukup populer, “Tirakatnya santri Latee cukup istikamah salat berjamaah,” (kurang lebih demikian). Hingga di saat sakit menjelang wafat pun, beliau tetap berusaha memaksakan diri untuk memimpin salat berjamaah di musala.
Ada sebuah kisah menarik terkait hal ini. Suatu hari, Kiai Basyir sedang dalam perjalanan. Ketika tiba waktu salat Zuhur, beliau tak kunjung datang. Para santri tetap menunggu di musala sambil berzikir. Hingga waktu hampir mendekati Asar, tanda-tanda kedatangan kiai belum juga terlihat.
Akhirnya, para pengurus berinisiatif meminta kesudian seorang santri senior untuk menggantikan kiai menjadi imam. Awalnya, santri tersebut merasa keberatan karena khawatir kiai tiba-tiba datang. Namun, karena waktu sudah begitu mepet, pada akhirnya ia pun terpaksa maju mengimami salat.
Begitu salat selesai, Kiai Basyir tiba-tiba datang dan bersiap untuk mengimami. Mengetahui bahwa salat berjamaah sudah selesai dilaksanakan, Kiai Basyir sontak marah dan akhirnya memberikan hukuman kepada semua pengurus, termasuk santri yang mengimani tadi.
Dari cerita ini bisa kita pahami sekali lagi bahwa Kiai Basyir merupakan sosok begitu menjaga salat, lebih-lebih salat berjamaah.