Subhanallahil adzim subhanllahi wa bikhamdihi, demikian ucap kucing itu penuh kekaguman, namun yang terdengar oleh orang yang berdiri di hadapannya itu adalah ngeong. Padahal, demikian benak si kucing, hampir seharian ia hanya tidur di pojok risban di teras rumah orang itu, tetapi Gusti Allah Ta’ala—Dzat yang memelihara seluruh makhluk ciptaan-Nya—tetap memberinya rezeki lantaran orang itu berupa goreng ikan bandeng setengah potong. Sontak ia ngulet, meregangkan tubuhnya sembari mengucap bismillahirrahmaanirrahiim untuk kemudian mengunyahnya—memasukannya perlahan ke dalam perut yang sejak semalam memang kosong-melompong.
Apabila tanpa berusaha mencari rezeki, demikian benaknya sembari menjilati remah-remah daging ikan yang tercecer, ia tetap mendapat bagiannya, lantas buat apa berlelah-lelah berusaha mencarinya seperti yang dilakukan oleh beberapa ekor kucing temannya? Mereka tiap malam berburu tikus atau cicak di sekitar rumah warga. Malah, pada satu kejadian, seekor kucing pelah-peloh demi menangkap seekor cicak di hadapannya. Kucing itu telah berkali-kali melompat sembari menerkamkan cakarnya pada si cicak dengan keyakinan tingkat tinggi bahwa buruannya bakal kena. Akan tetapi, nyatanya ia tidak mendapat apa-apa. Padahal, selain dalam jangkauan lompatan dan terkamannya, cicak itu tidak lari ke mana-mana; tetap dalam posisinya beberapa jarak ke atas dari hadapannya. Untunglah, seekor kucing lewat situ dan memberitahunya bahwa cicak yang ia buru sebetulnya berada di dalam tetapi tampak dari luar karena cicak itu sedang menclok pada sebuah benda tembus pandang alias transparan yang oleh manusia dinamakan kaca.
Demikianlah, rampung makan dan tidak lupa mengucap hamdalah ia berniat kembali tidur. Akan tetapi, rasa seret yang mengganjal kerongkongan menyeret tubuhnya menyat untuk mencari air di sekitar sumur. Seusai terpenuhi hajatnya, ia berjalan kembali, tetapi di tengah perjalanan—dari balik jendela kamar yang terbuka orang itu sedang menikmati ngaji online—ia mendengar suara orang bercerita, dan karena yang diceritakan tentang seekor kucing, maka kemudian kucing itu duduk nglemprak di bawah jendela, mendengarkan alias batal mendengkur.