Marnoklopedia

335 views

Kang Marno selama satu dasawarsa lebih menekuni hal berbau kepustakaan. Menjadi pedagang toko buku satu-satunya yang masih tetap berdiri, setelah took-toko buku lainnya gulung tikar atau beralih haluan menjadi warkop wifi.

Rupanya, toko buku Kang Marno menantang cyberdigital, era ­e-book online, melawan kemegahan toko-toko buku besar yang menjulang pongah. Ataupun, penerbit “indie” yang memasarkan sendiri bukunya dengan metode swasembada. Tulis sendiri, terbitkan dengan dana pribadi, hingga marketing dan distribusi pun secara mandiri. Mungkin yang terakhir, menjadi alasan kontaminasi idealis penulis dengan karya yang komersil.

Advertisements

Kang Marno hanya seorang lulusan sekolah menengah pertama. Namun, ketekunannya dalam membaca buku yang ia jajakan membuatnya berpengetahuan luas, melebihi sarjana cum laude sekalipun. Inilah keuntungan penjual buku, bisa membaca buku secara gratis dari penerbit yang memberinya “tester” buku, sebelum dinilai layak jual oleh Kang Marno.

Toko buku konvensional Kang Marno bernama “Marnoklopedia”. Unik memang. Karena, bukan sekadar transaksi buku, namun “Marnoklopedia” sering dijadikan diskusi bagi mahasiswa yang ingin mencari referensi buku untuk penelitian. Banyak tokoh penulis, cendekia, dan figur publik lain yang ingin sekadar membeli buku ataupun membeli wawasan Kang Marno.

Selain menjual buku, Kang Marno sering berdiskusi dengan pelanggannya, misal kesesuaian buku yang dicari dengan tema penelitiannya, atau lebih dalam lagi, berdiskusi mencari afirmasi-oposisi yang sedang hangat di media. Kang Marno mafhum se-mafhum-mafhumnya. Tak ayal, Kang Marno memunyai jaringan luas. Mahasiswa yang dulu sering berdiskusi di tokonya kini banyak yang menjadi pejabat. Tokoh atau peneliti yang jelas memunyai kepopuleran, Kang Marno pun mengetahuinya. Sedemikian eksis Kang Marno di kalangan pelanggan Marnoklopedia.

Suatu senja, ketika beberapa orang mengangapnya sebagai waktu santai untuk menikmati hangatnya kopi atau jogging, Kang Marno tampak sedang melayani pelanggannya.

“Kang, aku ingin menulis artikel untuk dikirimkan ke media. Tapi, aku sedang blockwriter nih. Adakah buku yang bisa memotivasi, Kang? Khususunya bagi saya, seorang penulis amateur,” pemuda itu bertanya kepada pemilik Marnoklopedia.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

One Reply to “Marnoklopedia”

Tinggalkan Balasan