Masih hangat terasa di benak kita permasalahan orang tua dari anak SD yang memarahi pegawai Indomaret, karena sang anak yang masih dibawah umur melakukan top up games. Kemudian oleh Mukhlisin diulas lebih jelas lagi dalam sebuah artikel dengan judul “Mereka Anak-anak Kita Juga…”.
Sebuah artikel sosial kemanusiaan tekait dengan kesadaran orang tua atau orang dewasa untuk turut serta membantu mengarahkan kebaikan kepada anak-anak di sekitar kita. Top up games hingga Rp 800 ribu oleh seorang anak yang masih di bawah umur merupakan sebuah ketidakwajaran, sehingga mereka yang dianggap dewasa (tamyis, dalam bahasa agama) berkewajiban turut serta mempertanyakan keabsahan transaksi tersebut. Lebih jauh silakan baca artikel tersebut di https://www.duniasantri.co/mereka-anak-anak-kita-juga/.
Isu yang trending lainnya saat ini dan masih tekait dengan kebersamaan hidup kita adalah masalah Palestina. Negara yang pertama kali mengakui kemerdekaan Indonesia ini mengalami tragedi kemanusiaan. Zionis Israel melancarkan serangan dalam bentuk fisik berupa penyerangan membabi buta, bahkan terhadap rakyat sipil yang tidak berdosa. Terhadap hakikat penjajahan ini masih saja terjadi pro-kontra di antara kita dengan ragam maksud dan tujuannya, bahkan meskipun telah menewaskan ratusan rakyat sipil hingga anak-anak yang masih balita.
Salah satu statemen yang menimbulkan gejolak, polemik, dan kekisruhan adalah apa yang dilontarkan oleh AM Hendropriyono. Mantan Kepala Badan Inteligen Negara (BIN) ini mengatakan, “Palestina dan Israel bukan urusan Indonesia, melainkan urusan bangsa Arab dan Yahudi. Urusan Indonesia adalah nasib kita dan hari depan anak cucu kita,” tegas AM Hendropriyono di Jakarta, Selasa (18/5/2021).
Ungkapan mantan Kepala BIN disoroti oleh Guru Besar Sosiologi Universitas Indonesia (UI), Tamrin Amal Tomagola, yang mengatakan bahwa urusan Palestina adalah urusan kemanusiaan, artinya urusan kita semua. Karena —masih menurut Tamrin Tomagola— kita adalah manusia yang memiliki sisi rasa kemanusiaan. Maka kita semua wajar merasakan penderitaan rakyat Palestina yang diserang secara bengis oleh tentara Israel.