Membaca Ulang Hubb al-Watan min al-Iman: Telaah Pemikiran Politik KH Hasyim Asy’ari dan Relasi Agama-Negara*

Ungkapan Ḥubb al-Watan min al-Iman telah menjadi slogan penting dalam diskursus keislaman dan kebangsaan di Indonesia, khususnya dalam tradisi Nahdlatul Ulama (NU). Sebuah ungkapan yang jamak dimaknai sebagai ekspresi rasa nasionalisme atau patriotisme dalam balutan agama.

KH Hasyim Asy’ari.

Hal tersebut tampak pada seringnya ungkapan itu muncul pada setiap momen besar, seperti pada Hari Kemerdekaan atau Hari Santri Nasional, setiap tahunnya; biasanya dibarengi dengan cerita-cerita mengenai kontribusi para ulama dalam perjuangan nasional. Sebuah ingatan sejarah yang terus ditanam dan diwariskan dari generasi ke generasi; bahwa NU adalah bagian dari aktor pejuang kemerdekaan dan perlawanan terhadap penjajah.

https://www.instagram.com/jejaringduniasantri/

Pemaknaan ini sebenarnya bisa dibaca dari dua sudut pembacaan: di satu sisi, ia dapat dilihat sebagai alat mobilisasi untuk membangkitkan semangat perlawanan, dan di sisi lain, juga memungkinkan untuk dilacak sebagai bagian dari ekspresi hubungan agama-negara dalam tradisi Sunni.

Transformasi pemaknaan, sebagaimana diasumsikan penulis, dapat ditelaah dari sisi historisnya. Versi yang paling lama terkait kemunculan pernyataan Ḥubb al-Watan min al-Iman adalah pendapat yang menyebut bahwa kalimat tersebut sudah menjadi perbincangan (mengenai keotentikannya) beratus-ratus tahun lalu, seperti dalam al-Maqashid al-Hasanah karya Imam Sakhawi, Kasyf al-Khafa karya al-‘Ajluni, Silsilat al-Ahadits al-Maudhu‘ah karya al-Albani, dan ulasan Mula al-Qari dari beberapa pendapat dalam karyanya al-Asrar al-Marfu‘ah.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan