Sejarah membuktikan bahwa masa kejayaan Islam adalah pada kepemimpinan Rasulullah SAW 14 abad silam. Rasul meraih kesuksesan ini bukan karena di wilayah Islam pada saat itu tidak ada kaum nonmuslim. Justru, yang membuat pencapaian Nabi bermakna lebih tinggi karena berhasil membangun tatanan masyarakat ideal pada momen di mana kaum muslim dan nonmuslim hidup bertetangga, berdampingan.
Kedatangan Nabi Muhammad bersama kaum muslimin Mekkah disambut penduduk Madinah dengan gembira dan penuh rasa persaudaraan. Di sisi lain, Nabi Muhammad dan kaum Muhajirin juga menghadapi kenyataan dan tantangan baru dengan hijrah ke Madinah, yakni kenyataan untuk hidup berdampingan bersama masyarakat suku bangsa Arab yang belum masuk Islam dan kaum Yahudi yang lebih dulu menjadi penduduk Madinah.
Puncak tasamuh (toleransi) yang dibangun Nabi terhadap nonmuslim serta penuhnya rasa kasih kepada mereka adalah pada peristiwa Fathu Makkah, pada hari pembebasan Mekkah dari orang-orang jahiliyah. Ketika itu, Rasulullah bertemu kembali dengan orang-orang kafir Quraisy yang begitu membencinya. Tapi kali ini keadaannya berbeda. Rasul dengan segala kekuatannya bisa menghancurkan mereka hanya dalam hitungan menit, namun sikap Nabi Muhammad pada hari ini ditulis dengan tinta emas dalam sejarah.
Nabi bertanya, “Wahai, orang-orang Quraisy, menurut pendapatmu, apa yang akan kuperbuat terhadapmu sekarang?”
Mereka menjawab, ”Yang baik-baik! Wahai, saudara kami yang pemurah, sepupu kami yang pemurah!”
Nabi kemudian bersabda, ”Pergilah kamu sekalian. Kalian semuanya sudah bebas.”
Demikianlah, suatu pengampunan dan jalan damai yang dipilih. Sikap ini menunjukkan kebesaran jiwa yang sangat indah.
Sejarah juga merekam bagai Nabi juga melindungi para sahabatnya dari orang-orang kafir Quraisy sehingga Rasul rela dilempari batu dan darah mengalir di sekujur tubuhnya, Malaikat Jibril yang menyaksikan kejadian tersebut memohon izin kepada Rasulullah SAW untuk menghancurkan orang-orang yang melemparinya dengan batu, akan tetapi apa jawabannya?
“Jangan! Aku berharap Allah memberikan kepada mereka keturunan yang akan menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan apa pun.”