Mengambil Jarak dari Internet

59 views

Allah Swt  telah menyampaikan umat manusia pada zaman yang sedemikian canggih; baik-buruknya, harus kita terima dengan lapang, sebab yang demikian adalah dhoruriyyan (keniscayaan) dalam menjalani kehidupan yang bergantian ini.

Zaman mengalami perkembangan, dari zaman batu, besi, logam, sampai sekarang. Segala yang berkaitan tentang kebutuhan manusia, keadaan sosial masyarakat suatu daerah bahkan kebutuhan global, juga berkembang seiring waktu. Salah satu wujud perkembangan zaman ini adalah Internet.

Advertisements

KBBI mendefinisikan ‘internet’ sebagai jaringan komunikasi elektronik yang menghubungkan jaringan komputer dan fasilitas komputer yang terorganisasi di seluruh dunia melalui telepon atau satelit. Sebagaimana yang kita ketahui, dengan atau tanpa diakui, akan terus berkembang sampai anak kita, cucu, cicit, dan kesekian entah tahun lagi. Wallahu a’lam.

Penggunanya pun terus berkembang. Mengelak? Terserah. Namun, segala fasilitas diciptakan untuk mempermudah manusia dalam menjalani kehidupan. Kita, sebagai seorang santri, sebaiknya pun mengerti على العالم أن يكون عارف بزمانه (hendaknya bagi seorang yang alim itu dapat hidup menyesuaikan zaman), tidak berarti semua harus saklek (wajib) pada aturan zaman dulu. Setiap zaman punya ciri masing-masing, bukan?

Dilansir dari databooks.katadata, perkembangan pengguna internet dapat dilihat dari laporan terbaru We Are Social dan Hootsuite yang mengatakan bahwa pada Januari 2023, jumlah pengguna Internet di seluruh dunia telah mencapai 5,16 miliar orang. Kalau dikalkulasikan dengan 8,01 miliar penduduk dunia yang terverifikasi, jumlah tersebut mencapai 64,4%. Jumlah pengguna Internet global pada Januari 2023 meningkat 1,9% dibanding periode sama tahun lalu (year-on-year), yang masih 5,01 miliar orang.

Jumlah yang sedemikian banyak adalah arus yang diciptakan global, menunjukkan pada polarisasi tatanan sosial. Seakan-akan dunia, —secara implisit— menunjukkan bahwa Internet hampir saja menjadi dunia baru bagi manusia. Internet menjadi kebutuhan primer. Internet menjadi lahan untuk manusia berlabuh dari penatnya kenyataan, untuk menabur benih kebencian, untuk menuangkan perasaan, untuk menumpahkan kemarahan, untuk membenci, untuk peduli, untuk abai, untuk saling memaki, untuk saling memuji, untuk saling menghujat, untuk saling membela, dan segala yang dapat engkau lihat dari kenyataan fungsi internet sendiri.

Namun, apakah kita sebaiknya menggunakan internet atau tidak? Banyak bukti betapa banyak permusuhan terjadi di dunia Internet. Juga, banyak bukti juga betapa banyak persahabatan yang terjalin indah dan terajut begitu rupawan di dunia Internet. Dua sisi yang harus dipahami oleh mereka yang keterlaluan fanatik pada pendapat “internet itu merusak sistem manusia”, atau mereka yang terlalu men-dewa-kan internet dengan segala kecanggihannya.

Mengambil Jarak

Ada dua kemungkinan seseorang tidak dapat melihat hakikat sesuatu. Pertama, karena terlalu dekat. Kedua, karena terlalu jauh. Bila ada gelas berwarna biru ditempelkan di mata, apakah kita dapat benar-benar melihat wujud gelas? Tidak. Yang wujud adalah gelap, hitam, pekat, tak ada suatu apapun. Lalu, bila gelas biru itu diletakkan sejauh satu kilometer, apakah kita dapat melihat wujud gelas? Tidak, sebab terlalu jauh.

Maka untuk dapat melihat hakikat sesuatu, seorang hendaknya mengambil jarak yang pas, jarak yang tengah-tengah; tidak terlalu jauh juga tidak terlalu dekat. Begitu pula dalam melihat yang dikatakan, melihat fenomena sosial, juga internet. Ambillah jarak tengah-tengah. Jangan terlalu dekat sampai tenggelam di dunia internet, juga jangan terlalu jauh jarak, sebab itu akan menenggelamkan pada ketidaktahuan perkembangan zaman.

Jadi, bijaklah dalam menggunakan Internet. Segala yang berlebihan itu menimbulkan kekaburan hakikat sesuatu. Namun, terlalu jauh bahkan abai, juga menimbulkan kegaiban (ketidaktahuan) dari adanya sesuatu.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan