Buku Populisme Islam: Kesalehan, Politik Identitas, dan Dekonsolidasi Demokrasi mengupas fenomena populisme yang semakin mencuat dalam lanskap politik Islam kontemporer.
Buku ini menyoroti bagaimana populisme berkembang dalam konteks masyarakat muslim, dan dampaknya terhadap politik identitas serta stabilitas demokrasi. Karya ini menjadi sangat relevan di tengah meningkatnya fenomena populisme di seluruh dunia, khususnya di dunia Islam.
Dengan pendekatan yang kritis dan komprehensif, penulis mengeksplorasi berbagai dinamika, tantangan, dan peluang yang muncul dari interaksi antara populisme Islam dan proses demokratisasi.
Penulis mendefinisikan populisme Islam sebagai gerakan politik yang menggunakan narasi agama untuk memobilisasi massa, seringkali dengan mengklaim representasi “suara rakyat” yang terpinggirkan oleh elit yang korup.
Populisme Islam muncul dalam berbagai bentuk dan konteks, mulai dari gerakan sosial hingga partai politik. Prof Amal—penulis buku ini—menggambarkan bagaimana populisme Islam berbeda dari bentuk populisme lainnya dengan menekankan elemen keagamaan yang kuat.
Populisme Islam seringkali menantang prinsip-prinsip demokrasi, terutama pluralisme dan toleransi. Gerakan populis Islam cenderung mengadopsi retorika eksklusif yang membatasi ruang bagi kelompok minoritas dan oposisi.
Buku ini menunjukkan bagaimana populisme Islam dapat mengancam stabilitas demokratis dengan menggoyahkan institusi-institusi demokrasi dan mempolarisasi masyarakat.
Selain itu, penulis menjelaskan bahwa populisme Islam di Indonesia mendapatkan momentum signifikan setelah reformasi 1998, dengan berbagai kelompok dan tokoh Islam mulai memainkan peran yang lebih besar dalam politik nasional.
Populisme Islam di Indonesia dicirikan oleh penggunaan retorika keagamaan yang kuat dan mobilisasi massa berbasis agama.
Penulis menguraikan berbagai strategi yang digunakan oleh kelompok populis Islam untuk mempengaruhi politik di Indonesia. Strategi-strategi ini meliputi penggunaan media sosial untuk menyebarkan pesan keagamaan, pengorganisasian demonstrasi dan aksi massa, serta partisipasi aktif dalam proses pemilu.
Beberapa dampak utama adanya populisme Islam yang diidentifikasi oleh penulis adalah: Pertama, Polarisasi Sosial. Populisme Islam seringkali menciptakan polarisasi di kalangan masyarakat, dengan memisahkan “kami” (umat Islam sejati) dari “mereka” (kelompok lain yang dianggap sebagai musuh). Polarisasi ini dapat memperdalam perpecahan sosial dan melemahkan kohesi nasional.