Sampai dengan ditemukannya vaksin, belum bisa dipastikan kapan pandemi Covid-19 ini akan berakhir. Yang bisa kita lakukan hanyalah berikhtiar agar terhindar dari paparan virus ini. Dari sisi medis, ikhtiarnya berupa menaati protokol kesehatan. Namun, tradisi Islam juga mengajarkan adanya ikhtiar batin, salah satunya dengan membaca qunut nazilah.
Qunut secara umum, sebagaimana terjadi di kalangan Syafi’iyah, biasa dilakukan pada salat subuh rakaat yang terakhir setelah i’tidal (berdiri dari rukuk). Qunut ini termasuk sunah ab’ad (pada salat subuh menurut ulama nahdhiyyin). Yaitu kalau lupa dikerjakan diganti dengan sujud sahwi (sujud karen lupa).
Sementara, qunut nazilah di dalam KBBI dijelaskan merupakan qunut yang dibaca karena adanya bahaya, malapetaka, atau musibah yang menimpa masyarakat (seperti wabah, kemarau panjang, dll). Qunut nazilah pernah dilakukan oleh Rasulullah Saw dan para sahabatnya. Ketika menghadapi bencana atau malapetaka, maka qunut ini dibaca sebagai pengharapan atau doa, agar musibah tersebut segera diangkat oleh Allah Swt. Dengan demikian, di samping ada ikhtiar lahir, juga dilakukan permohonan kepada Allah Swt.
Qunut nazilah pada saat pandemi Corona seperti ini sangat wajar untuk dilakukan. Maka sebagian masjid juga telah melaksanakan qunut ini. Mengindahkan imbauan MUI, maka seharusnya para imam salat melaksanakan qunut nazilah ini. Bahkan salat munfarid (salat sendiri) juga mestinya melaksanakan qunut nazilah.
Menurut Syeh Nawawi al-Bantani, di dalam kitab Kasyifatus Sajaa, dijelaskan bahwa ada tiga keadaan yang dianjurkan untuk melakukan qunut nazilah. Yaitu, saat terjadi paceklik, adanya wabah penyakit, dan dalam kondisi peperangan melawan musuh. Wabah penyakit sebagaimana wabah Corona yang terjadi saat ini, termasuk kategori untuk melaksanakan qunut nazilah.
Sejarah Qunut Nazilah
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Anas bin Malik, disebutkan: bahwa (suku) Ri’il, Dzakwan, Ushayyah, dan Bani Lahyan meminta bantuan kepada Rasulullah Saw untuk mengirimkan orang dalam menghadapi musuh. Rasulullah Saw mengirmkan 70 orang Anshor. Kami menyebut mereka sebagai Qurra’ (para hafidz al-Quran) di zaman mereka. Kebiasaan Qurra’ ini adalah mencari kayu bakar di siang hari dan melaksanakan salat lail (tahajud, dll) di malam hari.