SAAT PERUPA MENULISKAN KESETIAAN

187 views

KEMBANG WIJAYA KUSUMA /1/

barangkali pertemuan adalah barang langka
hingga kuncup daun enggan mekar menjadi puisi.

Advertisements

pada awalnya sebuah mimpi
terbangun di keheningan pantai malam
ada nelayan tanpa perahu resah ingin berlayar
jiwanya lenyap karena mendamba kapal
demi mengasihi hasrat seorang raja yang sedang berkuasa di daratan.

sebelum angin menjemputnya layu,
sebelum matahari mengantarkan kematian
tanpa menyertakan tangan sang nelayan
kembang wijaya kusuma sampai di pangkuan istana.

wijaya kusuma, aku masih ingin merabamu
menemui detak wisnu yang tertanam di lidahmu.

kali ini, aku menolak tawaranmu
untuk menunggu kedatangan puisi yang tak pasti
biarkan aku pulang dari penantian
menikmati kenyataan malam yang sesak kesunyian.

wijaya kusuma, urailah wewangian tubuhmu
saat kau telah tiba berjumpa malam
tunggu aku, menemuimu.

KEMBANG WIJAYA KUSUMA /2/

menunggu adalah sunyi sebelum memasuki pertemuan
pada putik daun yang mulai berkembang
mendekatkan diri kepada puisi.

wijaya kusuma, aku memanggilmu di kesunyian
untuk mencari keagungan rembulan
menyusuri rasi bintang di dasar laut petang
hingga kau sampaikan salam permulaan
sebelum jantungmu tiba merebak wewangian.

setiap malam pengembara memimpikan mahkota
di atas pemakaman raja-raja
bergerilya menemukan bunga kekasih
mengantarkan asa menuju kursi singgasana.

wijaya kusuma, hidupmu tak kan berlangsung lama
seirama petang bersandar pada kulit malam
bangunlah selagi malam masih jauh berjalan
mencari setapak jalan dalam kegelapan.

SAAT PERUPA MENULISKAN KESETIAAN

1/
saat perupa menuliskan kesetiaan
melalui tangannya yang akrab
dengan seutas kain lugu yang terangkum
pada kisi-kisi bilik yang sepi cahaya.

2/
di sebuah ruang hampa
bersama limbah rumah dan asap kayu
perupa merebahkan malam yang mendidih
menekuni liku pola perjalanan
peninggalan nenek moyang.

3/

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan