Untuk memutus rantai penyebaran virus Corona di lingkungan pondok pesantren, Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (Dit PD Pontren) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementrian Agama (Kemenag) membentuk tim Santritizer. Tugas tim Santritizer adalah menjalankan dan mengembangkan Program Pencegahan Covid-19 di lingkungan Pesantren.
Tim Santritizer ini diambil dari alumni Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) Kementerian Agama yang memiliki latar belakang pendidikan kesehatan masyarakat, kedokteran, perawat, dan apoteker. Selain itu, di tim Santritizer ini juga terdapat alumni PBSB nonkesehatan yang memiliki kepedulian kepada pesantren.
Berdasarkan keterangan dari Pelaksana Tugas Direktur PD Pontren, Imam Safei, tim Santritizer sudah mulai bekerja pada April 2020 ini. Pada tahap awal, program tim Santritizer difokuskan untuk 50 pesantren yang berada di zona merah Covid-19 di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
Di pondok-pondok pesantren tersebut, tugas tim Santritizer adalah memberikan pelatihan atau penyuluhan pencegahan Covid-19 meliputi perilaku hidup sehat, cara pembuatan hand sanitizer, penyemprotan disenfektan, pemakaian masker, dan penggunaan thermal scanner. Selain itu, mereka akan melakukan penyerahan bantuan untuk setiap pondok pesantren berupa hand sanitizer beserta refill, disinfektan, thermal scanner, dan masker.
Di setiap pondok pesantren yang menjadi target program Santritizer juga akan dibentuk gugus tugas yang dikoordinatori oleh pengurus pesantren. Pondok pesantren tersebut kemudian menjadi binaan alumni PBSB untuk memantau keadaan penyebaran Covid-19 di tiap pesantren.
Rapid Test di Pesantren
Di saat bersamaan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berencana melakukan tapid test atau tes masif Covid-19 di seluruh pondok pesantren yang ada di wilayah Jawa Barat. Untuk itu, Ridwan Kamil akan meminta izin kepada para ulama dan kiai.
“Di Jabar banyak pesantren. Mohon izin kepada ulama dan kiai, dalam minggu ini tes masif akan dilakukan juga di pesantren-pesantren. Semoga tidak ada kasus positif,” kata Ridwan Kamil pada video conference Rapat Terbatas Koordinasi Lintas Provinsi terkait Monitoring Pelaksanaan Penanganan Pandemi Covid-19 bersama Wakil Presiden Ma’ruf Amin dari Gedung Pakuan, Kota Bandung, Selasa (7/4/2020).
Hal itu dilakukan, menurut Kang Emil, panggilan Ridwan Kamil, lantaran berdasarkan hasil tes masif ditemukan pola baru, yakni kasus positif Covid-19 di zona pendidikan. Dengan demikian, tes cepat perlu lebih masif perlu dilakukan di lingkungan pendidikan, terutama pendidikan berasrama, di antaranya pesantren.
Provinsi Jabar saat ini telah memiliki alat tes cepat sekitar 100.000 dan sudah didistribusikan sekitar 63.000 ke 27 kabupaten/kota. Sejauh ini dari hasil tes cepat yang sudah masuk sebanyak 21.600, kasus terinfeksi Covid-19 ditemukan 826. Dari kasus positif tersebut, kata Kang Emil, akan ditindaklanjuti dengan tes diagnostik yang lebih akurat hasilnya, yakni melalui pemeriksaan menggunakan teknik reaksi rantai polimerase (polymerase chain reaction/PCR).