Ada yang memanggilnya “Pak Guru.” Ada pula yang menyebutnya “Pak Kiai.” Dan, ada juga yang cukup memanggilnya “Kiai.”
Namun, di balik segala sebutan itu, KH Nisful Laila Iskamil adalah sosok yang diterima dengan tangan terbuka oleh siapa saja. Senyumnya yang hangat dan kebijaksanaannya selalu berhasil menyentuh hati setiap orang yang bertemu dengannya. Rumah beliau selalu terbuka, baik untuk santri yang ingin mendalami ilmu agama maupun warga sekitar yang datang untuk bersilaturahmi atau meminta nasihat.
Kiai Nisful adalah pengayom, mencintai, dan mengasihi semua orang tanpa memandang latar belakang atau status yang datang.
Kiai Nisful laila Iskamil lahir dari keluarga yang jauh dari kecukupan. Masa kecil dan remaja dihabiskannya dengan berpindah-pindah dari Desa Talun, Gading, hingga Bebean. Setiap kepindahan memiliki alasan tersendiri. Tetapi, satu hal yang tidak pernah berubah adalah kecintaannya terhadap ilmu agama.
Di tengah keterbatasan, Kiai Nisful selalu berpegang pada keyakinan bahwa ilmu adalah jalan hidupnya. Beliau belajar di Pondok Pesantren Miftahul Huda, Gading, di bawah bimbingan KH Muhammad Yahya dan KH Abdurohim Amrullah Yahya. Dalam segala kondisi, beliau tidak pernah absen mengaji, tak peduli seberapa sulit keadaannya.