Salah satu tema yang menarik dikaji terkait ilmu nahu adalah sumber-sumber rujukan kaidah ilmu nahu atau yang dikenal dengan fan Ushul an-Nahwi. Tapi mirisnya, fan…
View More Filsafat Ilmu Nahu, Ilmu Keislaman yang Hampir HilangTag: #opinisantri
Rachmat Gobel dan Jalan Sunyi Perubahan dari Dalam
Kita hidup di era ketika perubahan terjadi lebih cepat daripada kemampuan sistem yang tersedia untuk merespons. Krisis iklim, ketegangan geopolitik, dan disrupsi teknologi menghadirkan tekanan…
View More Rachmat Gobel dan Jalan Sunyi Perubahan dari DalamKetika Hidup Disetir Algoritma
Pernahkah kita duduk di tepi sungai, memperhatikan air yang mengalir? Di sana da ketenangan dalam ritmenya yang alami. Sekarang, bayangkan sungai itu adalah arus informasi…
View More Ketika Hidup Disetir AlgoritmaSurat Keempat: Kepada Bang Hamsad
Bang Hamsad, Saat ini (Sabtu, 14 Juni 2025), saya sedang dalam perjalanan ke Jakarta dengan menaiki bus Eksekutif Plus Rosalia Indah. Bus ini istimewa, Bang—dari…
View More Surat Keempat: Kepada Bang Hamsad“Wahabi Lingkungan” versus “Sunni Tambang”
Dalam satu sesi diskusi di Kompas TV baru-baru ini, Gus Ulil Abshar Abdalla memunculkan istilah terbarunya: “wahabi lingkungan”. Serupa istilah “sogokan hasanah” yang ia ujarkan…
View More “Wahabi Lingkungan” versus “Sunni Tambang”Kiai Desa di Langgar Kecil
Di tengah ramainya dunia dakwah yang kerap kali dipenuhi oleh sosok-sosok tersohor, ada sosok lain yang sering luput dari perhatian: kiai desa atau kiai langgaran.…
View More Kiai Desa di Langgar KecilTambang, Maslahat, dan Luka Ekologis: Pandangan Pesantren
Pernyataan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ulil Abshar Abdalla, yang menyebut bahwa “menjaga lingkungan itu penting, tetapi mengelola tambang itu juga maslahat”, menjadi topik…
View More Tambang, Maslahat, dan Luka Ekologis: Pandangan PesantrenSetelah Tambang Tiada: Tafsir Ekologi Seorang Santri
Ada yang pelan-pelan tumbuh dari luka: harapan. Raja Ampat, gugusan surga yang jatuh di timur Nusantara itu, selama beberapa waktu terakhir menjadi panggung sunyi bagi…
View More Setelah Tambang Tiada: Tafsir Ekologi Seorang SantriMenukar Surga dengan Sekop Tambang
Malam itu, sunyi nyaris seperti ruang kosong di antara dua detak jam. Tik-tok. Saya sedang tenggelam dalam kerja sunyi menerjemahkan Islāḥ al-Māl untuk sebuah penerbitan…
View More Menukar Surga dengan Sekop TambangSurat Kedua: Kepada Pak Dipo (28 Juni 1928–9 Mei 1982)
Bapak Mohammad Diponegoro (selanjutnya: Bapak Dipo, Pak Dipo), izinkan saya menulis dan mengirimkan surat ini sebagai bentuk pekabaran, atau barangkali sekadar tanda hormat dan rindu,…
View More Surat Kedua: Kepada Pak Dipo (28 Juni 1928–9 Mei 1982)