Azrail

20 views

Langit begitu gelap. Matahari tak muncul sejak pagi. Ditelan mega hitam. Barangkali sudah maghrib. Sepertinya tadi aku mendengar suara azan dari kejauhan melewati kisi pintu. Di luar, hujan masih mengamuk. Seperti tak hendak berhenti. Sesekali langit terang setelah dikoyak petir. Lalu disusul dengan suara guntur yang menggelegar di gendang telinga. Gorden jendela di kamarku meronta-ronta seperti kesurupan karena diterpa angin. Pohon kelapa di samping rumah bergoyang keras membentur satu sama lain. Suasana diperkeruh dengan mati lampu, membuat malam semakin mencekam.

“Fan! Cepat keluar, jangan hanya dikamar. Anginnya sangat kencang,” panggil ibu dari luar. Buru-buru aku meraba-raba kasur, mencari ponselku sebagai penerang. Setelah kutemukan, segera aku ke ruang depan untuk berkumpul bersama ibu.

Advertisements

Ibu mondar-mandir di depan meja seperti setrikaan. Sedari tadi aku perhatikan tasbih di tangannya tak pernah berhenti berputar. “Kenapa bapakmu belum pulang juga, padahal ini sudah malam,” gumam ibu. Dari raut wajahnya, aku bisa melihat kecemasan dalam diri ibu. Kecemasan yang tak biasanya.

“Mungkin terjebak hujan, Bu. Tenanglah, tak usah cemas,” jawabku menghibur, walau bagaimanapun sebenarnya aku juga cemas. Ibu hanya diam. Tak menanggapi. Namun mulutnya tak henti komat-kamit. Sepenuhnya dia membaca istighfar atau semacamnya.

“Semoga tidak terjadi apa-apa dengan bapak, semoga hujan ini tidak membawa bencana,” gumam ibu.

Ah! Gumaman ibu membuat bulu kudukku berdiri. Aku tiba-tiba membayangkan, bagaimana jika terjadi banjir, atau longsor. Rumahku berada di atas bukit. Aku teringat dengan pelajaran ibu guru kemarin. Katanya tanah longsor disebabkan bukit yang gundul. Ketika diguyur hujan, tanah akan amblas karena tidak ada akar pohon yang menjaganya. Aku langsung memikirkan rumahku yang berada di atas bukit. Kebetulan jurang di depan rumah agak curam dan tidak ada pohon sama sekali. Aku baru menanaminya kemarin sepulang sekolah, tentu saja tidak akan berguna untuk saat ini.

Lalu terdengar suara barang terjatuh di belakang rumah, membuat kami terkejut. Ibu menyuruhku untuk segera memeriksa, gerangan benda apa yang jatuh, atau barangkali bapak sudah pulang. Dengan berbekal cahaya lampu LED dari ponsel, aku segera memeriksa belakang rumah.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan