FEODALISME DI LIDAH MIKROFON
Mikrofon itu haus sensasi
ia menelan doa yang pelan
dan memuntahkannya sebagai gosip sosial.

“Santri miskin, kiai kaya,” katanya
seolah tak ada jarak yang disebut adab.
Padahal dalam diam yang panjang
ada ilmu yang tumbuh seperti padi—
makin berisi, makin merunduk.
Tapi siapa peduli pada makna menunduk,
di zaman ketika semua kepala ingin tegak
meski tak tahu ke mana arah berdiri?
ADAB YANG DICURIGAI
Zaman ini aneh:
sopan dianggap takut
hormat dianggap budak.
Padahal para santri tahu
hati yang keras tak bisa diajar
selain dengan diam yang panjang.
Mereka jongkok, bukan karena kalah
tapi karena ingin sejajar dengan tanah—
tempat para nabi belajar rendah hati.