Qoidati merupakan kitab yang menjadi masterpiece Kiai Taufiqul Hakim, sang penemu Amtsilati, metode cepat baca kitab kuning dari Jepara, Jawa Tengah. Kitab ini membahas kaidah-kaidah nahu dan saraf, dan merupakan makanan pertama yang harus dikonsumsi oleh para pengguna metode Amtsilati. Kajian nahu dan saraf yang sulit dan menjemukan, bisa disulap menjadi khazanah keilmuan yang mudah, menyenangkan, dan inovatif.
Kitab ini memuat 5 jilid dan 1 jilid tambahan yang berisikan tentang kaidah-kaidah ilmu nahu dan saraf. Ditulis dalam Bahasa Indonesia yang mudah dan ringkas. Selain itu, di dalamnya juga terdapat persoalan atau pertanyaan nahu beserta jawabannya.
Berbeda dengan kitab nahu yang selalu diawali dengan pembahasan tentang kalam, Qoidati memulai pembahasannya di jilid 1 dengan huruf jer yang berjumlah 20, dilanjutkan dengan klasifikasi dhomir menjadi tiga kategori, pengaruh ya’ dhomir terhadap isim, dan pembahasan ringkas tentang isim maushul dan isyarah.
Beranjak ke jilid 2. Dalam jilid 2 ini terdapat pembahasan yang menarik dan khas Amtsilati, yaitu rumus utama, rumus A1 dan rumus A2. Rumus utama berbunyi: “Bedakan setiap kata antara A.Isim, B.Fi’il, dan C.Huruf.”
Terkesan mudah, namun seluruh pembahasan nahu dimulai dari cara untuk membedakan sebuah kalimat Bahasa Arab antara isim, fi’il, atau huruf. Rumus A1 dan A2 merupakan rumus lanjutan dari rumus utama jika isim menjadi hasil dari rumus utama.selain itu di jilid 2 terdapat pembahasan tanda-tanda isim beserta macamnya seperti isim ma’rifat, isim nakiroh, isim yang muannats, dan isim mutsanna. Selain itu, ada juga pembahasan tentang hukum nida’ dan munada’. Jilid 1 dan 2 memiliki pembahasan yang simpel, ringkas, dan mudah dipahami.