TIGA WAKTU, TIGA MUSIM

KAYU-KAYU DIBAKAR API

Aku adalah setangkai ranting
Menunggu hujan
Berharap akan ditumbuhkan putik
Lalu jadi pohon besar
Menjadi tempat bernaung
Matahari dunia terlalu terik
Aku menjadi kayu kering
Dibakar oleh api nasib
Hingga remuk

https://www.instagram.com/jejaringduniasantri/

Dibawa angin, diempas sebagai debu
Tak terbaca mata dunia
Dibawa angin hingga jauh
Entah di rahim mata angin mana
Akan jatuh lalu tumbuh
Menjadi sebuah pohon

Jarum waktu terus menjahit takdir
Orang-orang berlari setiap hari
Dengan mimpi berguguran bak daun gugur
Tapi, tak ada yang berhenti
Setiap waktu

Dunia tumbuh besar, bercabang
Di atas kepala manusia
Sedangkan usia
Adalah setangkai bunga
Mekar di pagi
Layu di petang hari

Riau, 2025.

SUNYI

Apa itu sepi?
Adalah hening lahir dari orang sendirian
Hari-hari disulamnya dari jarum waktu
Benang kehidupan terus membordir nasib
Sedangkan sunyi bagai Padang lapang luas
Ditumbuhi seluruh rumput hijau kefanaan

Apa itu hening?
Adalah suasana di dalam sunyi
Terlampau jauh dari ricuh
Terlalu damai dari riuh
Amat tenang dari hiruk pikuk
Kadang membelah dadamu, setenang riak di telaga

Sunyi dan hening
Kolaborasi di tubuhku
Adalah dua hal diciptakan Tuhan
Sejauh ombak di laut-laut bergemuruh
Kini keduanya tetap sama
Sekian lama, kian lena

Riau, 23/2/2025.

TIGA WAKTU, TIGA MUSIM

Di musim gugur
Pada saat dadamu padang gurun
Kaktus tumbuh di mana-mana
Tak ada yang lembap
Selain doamu yang basah

Pohon ketabahan di hati meranggas
Daunnya turun lamban di udara
Jatuh lembut, selembut kelopak bunga
Dengan hati-hati merebahkan tubuh
Ke atas tanah kering
Dengan tabah, menatap langit, diam
Hidup bagaikan bermetamorfosis

Pada musim panas
Doamu menyentuh langit
Jauh setelah lama di dalam gelap
Luka-luka bernanah di jalan duri
Matahari mencari celah
Ia ingin memeluk yang kedinginan
Datang serupa ibu
Tersenyum cerah sekali

Di musim semi
Bunga-bunga mekar
Hujan ruah di jalan kering
Membasuh dukamu yang luka

Riau, 2025.

DUNIA VIRTUAL

Percakapan hilang ditelan hening
Orang-orang telah lama tenggelam
Di dalam wadah yang menghisap banyak perbincangan
Saling mengasingkan di sudut-sudut lain
Tersisa suara-suara malam yang riuh
Sedangkan kau, lumpuh di dalamnya

Semenjak ada dimensi lain
Percakapan jadi angin, mengembara jauh
Saling menyapa melalui layar selicin pipi perempuan

Riau, 2025.

Sumber ilustrasi: Women III, karya Willem de Kooning.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan