…Bilangan Syariah, Berbilang Syariah

141 views

Di ruang diskusi duniasantri, kami sering menertawakan hal-hal serius dan, sebaliknya, serius mendiskusikan hal-hal lucu.

Dalam suatu obrolan, sambil lalu kami mendiskusikan kemajuan teknologi komputasi digital sampai tahap 4.0, yang didaku sebagai puncak kecerdasan manusia. Di antara kami ada yang nyeletuk, “Itu semua karena ditemukannya angka nol.” Dan kami mengamininya.

Advertisements

Seorang dari kami, yang kebetulan lulusan jurusan matematika Institut Teknologi Bandung, menjelaskan kehebatan angka nol itu sehingga melahirkan rumus-rumus canggih ketika bertautan bertalian dengan bilangan-bilangan lain.

“Tapi tahu tidak, nol itu apa, bilangan apa?” tanya seorang dari kami.

“Setahu saya, bilangan itu kalau tidak genap ya ganjil. Kalau tidak negatif, ya bilangan positif. Kalau…”

Ketika sarjana matematika itu masih mencoba mencari-cari jawaban yang pas, di antara kami ada yang nyeletuk lagi, “Nol itu bilangan syariah, tahu ….”

Ruang diskusi duniasantri bergetar oleh ledakan tawa kami.

Yang memancing ledakan tawa itu akhirnya memberi penjelasan: sebelum sampai ke generasi milenial kini, angka nol telah melalui perjalanan yang sangat panjang. Angka nol dalam bentuk simbol kemungkinan besar telah dikenal pada zaman Hilal Subur di Mesopotamia kuno. Untuk mengisi kekosongan pada kolom angka, para penulis Sumeria menggunakan spasi sebagai tanda. Yang tercatat, penggunaan simbol nol pertama terjadi pada abad ke-3 di masa Babilon kuno. Dari sana, dalam perkembangan terakhir, sekitar abad ke-7 Masehi, seorang matematikawan India, Brahmagupta, menggunakan titik-titik kecil di bawah angka sebagai simbol angka nol. Filosofinya, nol juga memiliki nilai sendiri, yaitu null (tidak ada), yang juga disebut dengan sunya.

Pada abad ke-8, sekitar tahun 773, seorang ilmuwan muslim, Mohammed ibn-Musa al-Khowarizmi, menerbitkan sebuah kitab berjudul al-Jabr wal Muqabalah (Pengutuhan Kembali dan Pembandingan). Al-Jabr menjadi buku pertama matematika dalam sejarah peradaban manusia. Melalui buku ini, al-Khowarizmi menjadi orang pertama yang memperkenalkan penggunaan bilangan nol sebagai nilai tempat dalam basis sepuluh, yang disebut sistem bilangan desimal. Nama aljabar untuk matematika juga diambil dari judul buku tersebut. Buku ini sangat populer di negara-negara Barat dan diterjemahkan ke bahasa Latin dan Italia.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan