Seperti pelajar atau mahasiswa pada umumnya, santri juga terbiasa dengan forum diskusi. Di lingkungan pondok pesantren, tradisi diskusi di kalangan santri biasanya disebut muzakaroh. Istilah ini berasal dari kata tadzkiroh yang berarti saling mengingatkan (dalam kebenaran).
Di lingkungan pesantren, muzakaroh merupakan suatu kegiatan yang dilakukan bertujuan untuk mengingat kembali tentang pelajaran-pelajaran yang telah dipelajari oleh para santri atau biasa disebut dengan diskusi para santri. Muzakaroh dilakukan untuk membahas isi atau substansi daripada kitab yang dipelajari.
Ketika dilaksanakan muzakaroh, santri dilatih untuk berani mengutarakan argumentasi terhadap suatu masalah fikih atau suatu masalah agama yang dipelajari dari berbagai kitab. Ketika sedang muzakaroh, para santri dilatih untuk mengingat kembali tentang pelajaran-pelajaran yang sudah dikaji sebelumnya. Tujuannya untuk mengingat kembali dan memperdalam pemahaman akan pelajaran-pelajaran yang telah dikaji dalam pengajian.
Kegiatan muzakaroh ini terus dilestarikan di lingkungan pesantren untuk mengasah keilmuan dan intelektualitas. Dalam suatu pengajian, terkadang beberapa santri tidak mengerti atau kurang memahami ketika sedang mengaji kepada kiainya. Nah, dengan muzakaroh, bisa menjadi solusi bagi santri dapat memahaminya pokok masalah. Karena, saat muzakaroh, seorang santri bisa mendengarkan penjelasan dari santri lain yang memiliki pemahaman atau penguasaan yang lebih.
Pada forum muzakaroh ini santri dilatih untuk mengulas pelajaran-pelajaran yang yang telah di lewati agar tidak dilupakan dan santri semakin mendalami pelajarannya. Di dalam forum muzakaroh antarsantri, terkadang terdapat santri yang memiliki pandangan atau perspektif yang berbeda dikarenakan santri tersebut cara pengambilan dalil atau kaidah yang berbeda satu sama lain. Salah satu contoh adalah masalah fikih yang memang bercabang-cabang, sehingga memungkinkan terjadinya perbedaan pendakat dalam forum mudzakarah.
Selain itu, di dalam forum mudzakarah pun santri juga dilatih untuk banyak membaca dan memperbagus bacaan kitabnya agar ketika menyampaikan argumentasi kepada santri yang lain tidak terdapat kesalahan terhadap bacaan, pemahaman, dan segala hal yang bersangkutan pada kitab yang sedang dipelajari.